Aksi protes berlangsung di Punjab, India, dalam mengecam pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter di Kolkata. (AFP)
Aksi protes berlangsung di Punjab, India, dalam mengecam pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter di Kolkata. (AFP)

Protes Pembunuhan Dokter India, Tenaga Medis Junior Lanjutkan Mogok Kerja

Medcom • 19 Agustus 2024 14:06

New Delhi: Sejumlah dokter muda di India melanjutkan aksi mogok kerja meski asosiasi dokter besar telah menyerukan diakhirinya pemogokan. Mogok kerja yang telah berlangsung selama berhari-hari ini merupakan bentuk desakan meminta keadilan atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter di sebuah rumah sakit di Kolkata beberapa waktu lalu.

Mengutip dari Al Jazeera, Senin, 19 Agustus 2024, para dokter di seantero India menggelar aksi protes, pawai dengan lilin, dan menolak menangani pasien non-darurat sejak kasus pembunuhan tragis terjadi terhadap seorang mahasiswa pascasarjana kedokteran yang berusia 31 tahun pada 9 Agustus di Rumah Sakit RG Kar Medical College, Kolkata.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap para dokter, ribuan orang turun ke jalan pada Minggu malam di Kolkata, meneriakkan “kami ingin keadilan.” Sementara pihak berwenang di negara bagian Benggala Barat berjuang untuk mengendalikan demonstrasi dalam menentang kejahatan mengerikan di Kolkata.

Para aktivis perempuan menyebut insiden ini menyoroti  bagaimana para wanita di India terus menderita meski sudah ada undang-undang yang lebih ketat menyusul pemerkosaan massal dan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi berusia 23 tahun di sebuah bus yang sedang melaju di Delhi pada 2012.

India memperkenalkan perubahan besar pada sistem peradilan pidana, termasuk hukuman yang lebih berat, setelah serangan tersebut. Tetapi para pegiat mengatakan bahwa tidak banyak perubahan, dan tidak cukup banyak yang telah dilakukan pemerintah untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Seorang sukarelawan polisi yang bertugas membantu personel polisi dan keluarga mereka di rumah sakit, telah ditangkap dan didakwa dalam kasus tersebut.

Asosiasi Medis India dalam suratnya kepada Perdana Menteri Narendra Modi, mendesak perlunya intervensi untuk memastikan bahwa para staf rumah sakit dilindungi protokol keamanan yang serupa dengan yang ada di bandara, mengingat mayoritas dokter di India — di angka 60 persen — adalah perempuan.

Rumah Sakit RG Kar telah diguncang agitasi dan unjuk rasa selama lebih dari satu minggu. Polisi melarang berkumpulnya lima orang atau lebih di sekitar rumah sakit selama seminggu sejak hari Minggu, yang ditentang oleh para pengunjuk rasa pada sore hari sebelum mereka membubarkan diri.

Forum Aksi Bersama Warga dan Dokter Muda India mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan melanjutkan “gencatan senjata secara nasional” dengan tenggat waktu 72 jam bagi pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan melakukan penangkapan.

Di negara bagian asal Modi, Gujarat, lebih dari 6.000 dokter magang di rumah sakit pemerintah terus menjauhi layanan medis non-darurat pada hari Minggu untuk hari ketiga, meski lembaga-lembaga swasta tetap melanjutkan kegiatan operasional reguler. (Shofiy Nabilah)
 
Baca juga:  Polisi Jelaskan Laporan Cairan Sperma 150 Mg di Korban Pemerkosaan India


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan