Protes warga India terkait kasus pemerkosaan dokter. Foto: EFE-EPA
Protes warga India terkait kasus pemerkosaan dokter. Foto: EFE-EPA

Polisi Jelaskan Laporan Cairan Sperma 150 Mg di Korban Pemerkosaan India

Fajar Nugraha • 19 Agustus 2024 09:36
Kolkata: Kasus pemerkosaan yang berujung pada pembunuhan di Kolkata, India makin menguak fakta baru. Sebelumnya muncul kabar yang menyebutkan ditemukan sperma hingga 150 miligram.
 
Menanggapi berita palsu dan rumor yang beredar tentang insiden Rumah Sakit RG Kar Medical College, Kepolisian Kolkata membantah telah memberi tahu keluarga mendiang dokter wanita itu bahwa dia meninggal karena bunuh diri. Komisaris Polisi Kolkata Vineet Goyal juga membantah bahwa 150 mg cairan sperma ditemukan di tubuhnya.
 
Menunjukkan bahwa penyebaran rumor terus berlanjut bahkan beberapa hari setelah dugaan pemerkosaan dan pembunuhan dokter di rumah sakit milik pemerintah itu, Komisaris Goyal mendesak masyarakat untuk percaya pada penyelidikan Central Bureau of Investigation (CBI).

“Salah jika kami memberi tahu keluarga korban bahwa dia bunuh diri. Salah jika 150 mg cairan sperma ditemukan di tubuhnya,” ucap Goyal, seperti dikutip dari The Indian Times, Senin 19 Agustus 2024.
 
Baca: Sejuta Tenaga Medis India Mogok Kerja, Buntut Kasus Dokter Diperkosa hingga Tewas.

 
Untuk menyampaikan pembelaannya terhadap berbagai rumor dan teori konspirasi seputar kejahatan yang mengguncang negara itu, Vineet Goyal mengatakan bahwa otopsi korban direkam dalam video dan dengan demikian transparan.
 
Mendukung CBI, ia mengatakan Kepolisian Kolkata telah mengumpulkan semua bukti yang tersedia tepat waktu dan masih bekerja sama dengan lembaga pusat dengan segala cara yang memungkinkan.
 
"Saya tidak mengerti mengapa tersebar kabar bahwa kami ingin menutup-nutupi masalah ini dan menyelesaikannya. Videografi telah dilakukan, dan semua bukti dikumpulkan di hadapan keluarga dan teman-teman," imbuh Goyal.
 
Pejabat polisi itu juga berbicara tentang vandalisme di Rumah Sakit RG Kar Medical College di tengah-tengah protes, mengonfirmasi penangkapan 25 orang sejauh ini terkait dengan insiden tersebut. Empat orang lainnya telah diidentifikasi dan akan segera ditangkap, katanya.
 
Mengenai klaim cairan sperma, Kepala Polisi Goyal kembali melontarkan bantahan atas klaim tersebut. "Seseorang mengatakan ditemukan sperma mencapai 150 gram. Saya tidak tahu dari mana mereka menemukan informasi semacam ini. Dan itu beredar di media dalam berbagai bentuk. Orang-orang tergoda untuk mempercayainya dan mereka mencoba menciptakan kebingungan di antara masyarakat,” imbuh Goyal.
 
Media sosial juga telah menyebut beberapa rekan dokter sebagai tersangka. Sementara orang tua korban dilaporkan telah memberikan daftar nama kepada CBI, tidak ada lembaga resmi yang mengonfirmasi nama-nama tersebut selain penangkapan seorang relawan sipil.
 
Narasi lain menyatakan bahwa salah satu rekan junior dokter, yang terlibat dalam kejahatan tersebut, adalah putra seorang politikus yang berkuasa. Polisi telah membantahnya, dengan mengklarifikasi bahwa ia adalah putra seorang guru dari Bankura. Mereka menekankan bahwa cerita-cerita palsu tersebut disebarkan untuk menyiratkan bahwa tokoh-tokoh berpengaruh dilindungi.
 
Kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran privasi, karena nama dokter dan salinan resep yang belum diverifikasi yang ditulisnya bocor di media sosial. Tentunya itu melanggar pedoman Mahkamah Agung tentang pelaporan kasus kekerasan seksual. Beredarnya informasi tersebut hanya menambah kebingungan dan misinformasi seputar kasus tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan