Kim Jong-un siap mobiliasi sistem pertahanan perang nuklir. Foto: AFP
Kim Jong-un siap mobiliasi sistem pertahanan perang nuklir. Foto: AFP

Kim Jong-Un Siap Mobilisasi Sistem Pencegah Perang Nuklir

Fajar Nugraha • 28 Juli 2022 10:04
Pyongyang: Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, negaranya siap untuk memobilisasi sistem pencegah perang nuklirnya. Kim juga menegaskan siap untuk lakukan bentrokan militer dengan Amerika Serikat (AS).
 
Media pemerintah melaporkan pada Kamis 28 Juli 2022, di tengah tanda-tanda bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
 
Menurut kantor berita resmi KCNA, Kim membuat pernyataan tersebut saat berpidato di sebuah acara untuk menandai ulang tahun ke-69 dari gencatan senjata Perang Korea 27 Juli, yang membuat kedua Korea secara teknis masih berperang.
 
Baca: Korsel Sebut Korut Mungkin Lakukan Tes Nuklir di 'Hari Kemenangan'

Kim juga mengecam pemerintahan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dengan mengatakan setiap upaya untuk melumpuhkan Korea Utara akan mendapat tanggapan keras dan ‘pemusnahan’.

"Saya sekali lagi menjelaskan bahwa Korea Utara sepenuhnya siap untuk setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat," kata Kim, kepada KCNA, yang dikutip AFP.
 
Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir telah menguji rudal hipersonik dan rudal yang dikatakan dapat membawa senjata nuklir taktis. Kondisi ini mempersempit waktu yang harus dimiliki Seoul untuk menanggapi serangan yang tertunda.

Sanksi keras

Korea Utara kemungkinan akan menghadapi sanksi yang lebih keras termasuk langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi kemampuan serangan sibernya jika melakukan uji coba nuklir yang telah dipersiapkannya. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Park Jin.
 
Park Jin, yang menjabat pada Mei sebagai diplomat top Presiden baru Yoon Suk-yeol mengatakan, Korea Utara telah menyelesaikan pengaturan untuk apa yang akan menjadi uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
 
“Korea Utara sudah berada di bawah berbagai sanksi PBB karena program nuklir dan misilnya. Dewan Keamanan PBB kemungkinan akan mengadopsi resolusi "jauh lebih kuat, lebih erat jika melanjutkan uji coba, termasuk tindakan yang menargetkan peretasnya,” kata Park.
 
"Perlu ada sanksi yang lebih kuat bagi pekerja teknologi informasi Korea Utara yang ditempatkan di luar negeri yang mencari dana melalui aktivitas peretasan dunia maya ilegal," katanya dalam konferensi pers.
 
Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah memobilisasi ribuan peretas untuk mencuri dana termasuk cryptocurrency untuk membiayai senjatanya.
 
Kementerian luar negeri Korea Utara telah membantah tuduhan itu dan mengatakan program senjatanya adalah untuk pertahanannya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan