Sebanyak 13 dari 16 pekerja dikabarkan terperangkap di dalam tambang besi di Shanxi usai terjadinya musibah banjir pekan kemarin. Tiga dari mereka berhasil diselamatkan dan diangkat ke permukaan.
Dilansir dari laman CGTN, petugas keamanan masih berusaha mencari dua pekerja lain usai menemukan 11 korban tewas.
Sementara itu, sebuah atap di tambang batu bara di Shanxi roboh pada Rabu pagi ini, sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Tujuh pekerja dilaporkan terjebak di tambang tersebut.
Otoritas setempat telah berhasil menghubungi ketujuh pekerja, yang hingga kini dilaporkan berada dalam kondisi baik.
Sebuah lubang penyelamatan telah digali, dan makanan serta minuman telah dikirim ke bawah seiring berjalannya operasi penyelamatan.
Awal Juni lalu, dua orang tewas dan enam lainnya hilang dalam kecelakaan di sebuah tambang batu bara di Tiongkok bagian pusat. Bulan lalu, pemerintah provinsi Henan telah menyetujui pembukaan kembali satu tambang batu bara yang dioperasikan Hebi, setelah sebelumnya ditutup karena dinilai melanggar aturan.
Tiongkok terus melakukan inspeksi keselamatan kerja di tambang batu bara yang tersebar di seantero negeri. Inspeksi dilakukan saat para pekerja berusaha meningkatkan produksi dalam upaya memenuhi permintaan pasar.
Mei lalu, kabinet Tiongkok mengaku hendak menstabilkan harga komoditas yang meningkat, termasuk di sektor batu bara. Di waktu bersamaan, kabinet juga mendorong usaha tambang untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan global.
Pada Januari tahun ini, sembilan penambang ditemukan tewas dalam operasi penyelamatan di sebuah tambang emas di provinsi Shandong. Penemuan terjadi satu hari usai 11 penambang lain berhasil diselamatkan.
Baca: Ledakan Tambang di Tiongkok, 17 Pekerja Terjebak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News