Sitiveni Rabuka dilantik sebagai perdana menteri Fiji, Sabtu, 24 Desember 2022. (Leon LORD / AFP)
Sitiveni Rabuka dilantik sebagai perdana menteri Fiji, Sabtu, 24 Desember 2022. (Leon LORD / AFP)

Pemimpin Oposisi Sitiveni Rabuka Dilantik sebagai PM Fiji

Willy Haryono • 24 Desember 2022 16:31
Suva: Pemimpin oposisi Fiji Sitiveni Rabuka memulai masa jabatannya sebagai perdana menteri baru pada Sabtu, 24 Desember 2022, setelah pemungutan suara rahasia di sesi pertama parlemen setelah pemilu bulan ini, di mana dirinya memperoleh dukungan mayoritas berkat skema koalisi partai.
 
Rabuka, pemimpin Aliansi Rakyat, dan yang akan memimpin Fiji selama empat tahun ke depan, dilantik bersama para menteri barunya di hadapan Presiden Ratu Williame Katonivere dalam sebuah sesi parlemen hari ini yang dihadiri perwakilan senior dari semua cabang pemerintahan.
 
Penunjukan dan pengesahan Rabuka, yang telah memimpin Fiji antara 1992 dan 1999, terjadi setelah pemungutan suara rahasia di parlemen. Hasil pemungutan suara lebih ketat dari yang diharapkan, menghasilkan 28 suara untuk Rabuka dan 27 dukungan untuk petahana Frank Bainimarama.

Mengutip dari La Prensa Latina, hasil pemungutan suara tersebut mengakhiri 10 hari ketegangan dan ketidakpastian politik di Fiji setelah pemilu Fiji pada 14 Desember lalu. Dalam pemilu itu, Partai FijiFirst meraih 26 kursi, yang diimbangi persatuan antara oposisi Popular Alliance dengan 21 kursi, dan Federasi Nasional lima kursi.
 
Peresmian Rabuka menandai berakhirnya era 16 tahun Bainimarama, yang telah berkuasa sejak kudeta 2006. Ia tetap menjadi perdana menteri setelah menang dalam pemilu 2014 dan 2018.
 
Di tengah meningkatnya ketegangan di Fiji dalam sepekan terakhir, tentara dan polisi memperketat keamanan setelah menerima laporan "rencana kerusuhan sipil," yang menimbulkan kecurigaan di tengah penduduk Fiji.
 
Fiji, dengan populasi lebih dari 900.000, dianggap sebagai negara kunci dalam perebutan pengaruh Tiongkok-Amerika Serikat di Pasifik Selatan. Fiji dianggap berperan penting dalam respons kawasan terhadap meningkatnya persaingan antara dua negara besar tersebut.
 
Di masa lalu, Rabuka beberapa kali mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai demokrasi ala Barat.
 
PM Rabuka akan memiliki tantangan lain ke depan, seperti krisis iklim, penurunan pariwisata akibat pandemi Covid-19 atau persaingan etnis di negara itu, yang ditandai dengan ketegangan antara komunitas Melanesia Fiji dan komunitas India sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1970.
 
Baca:  Indonesia Kembali Dipercaya sebagai Pengamat Pemilu Fiji
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan