Kapal tersebut membawa 17 kru asal Tiongkok, 17 anak buah kapal warga negara Indonesia (ABK WNI) dan lima lainnya dari Filipina. Mereka semua masih dinyatakan hilang.
"Sejauh ini, belum ada korban hilang yang ditemukan," lapor CCTV, seraya menambahkan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memerintahkan operasi pencarian dan penyelamatan.
Kapal milik perusahaan Penglai Jinglu Fishery Co itu terbalik pada Selasa sekitar pukul 03.00 waktu Beijing, kata CCTV.
Tim pencarian dan penyelamatan dari Australia dan beberapa negara lain telah tiba di tempat kejadian. Tiongkok telah mengerahkan dua kapal untuk membantu operasi tersebut.
Hingga saat ini, otoritas Tiongkok belum melaporkan mengenai kemungkinan penyebab pasti tenggelamnya kapal penangkap ikan tersebut.
Pada Juli 2020, seorang ABK WNI ditemukan meninggal di kapal ikan berbendera Tiongkok. Kapal tersebut kemudian diamankan perbatasan perairan Indonesia-Singapura oleh tim gabungan Polda Kepri, TNI AL, BIN Daerah Kepri, Bakamla, Bea Cukai dan KPLP.
Masih di bulan yang sama, tambahan empat ABK WNI ditemukan meninggal di kapal Tiongkok. Mereka tewas di dua kapal berbeda, yakni Han Rong 363 dan Han Rong 368.
Sejak dua dekade terakhir, Tiongkok telah membangun armada penangkapan ikan laut dalam terbesar di dunia.
Baca juga: 17 ABK WNI Selamat Usai Kapal Mereka Dibajak di Teluk Guinea
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News