Merespons laporan PBB, Taliban mengatakan bahwa pihaknya telah mengimplementasikan Perjanjian Doha, termasuk seputar ancaman militan asing di tanah Afghanistan.
"Emirat Islam Afghanistan menolak keras laporan terbaru Tim Monitoring UNSC yang menyebutkan adanya peningkatan grup-grup (teroris) asing di Afghanistan," ucap Kementerian Luar Negeri Afghanistan di bawah Taliban, dilansir dari ANI, Selasa, 8 Februari 2022.
"Kami menilai laporan tersebut tidak dilengkapi bukti-bukti kuat, dan juga tidak mendukung kepentingan Afghanistan, kawasan maupun dunia," sambungnya.
Hafiz Zia Ahmad Takal, deputi juru bicara Kemenlu Afghanistan, menegaskan bahwa laporan UNSC sama sekali "tidak benar."
Menurut laporan UNSC, Amin Muhammad ul-Haq Saam Khan, sosok yang pernah mengkoordinasikan keamanan untuk Osama bin Laden, kembali pulang ke Afghanistan pada Agustus tahun lalu.
Merespons laporan spesifik tersebut, deputi jubir pemerintahan Afghanistan Bilal Karimi mengatakan bahwa "tidak pernah terjadi kunjungan atau pertemuan antar pihak mana pun."
Terlepas dari bantahan tersebut, laporan UNSC menyebutkan bahwa anak Osama bin Laden telah mengunjungi Afghanistan pada akhir 2021.
"Satu negara anggota melaporkan bahwa anak bin Laden, Abdallah, telah mengunjungi Afghanistan pada Oktober lalu untuk bertemu Taliban," sebut laporan UNSC.
"Tidak ada tanda-tanda terbaru bahwa Taliban mengambil langkah untuk membatasi aktivitas teroris asing di Afghanistan. Sebaliknya, grup-grup teroris justru menikmati kebebasan di sana," sambung laporan tersebut.
Laporan UNSC mempertanyakan komitmen Taliban terhadap Perjanjian Doha, terutama mengenai poin mencegah "teroris internasional" memasuki Afghanistan. Laporan itu juga memperingatkan bahwa Afghanistan berpotensi menjadi "rumah aman" bagi al-Qaeda dan grup-grup teror lainnya yang memiliki keterkaitan dengan Asia Tengah dan kawasan lainnya.
Baca: Laporan PBB Sebut Taliban Bunuh Sejumlah Mantan Pejabat Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News