PM Australia Anthony Albanese. (AFP)
PM Australia Anthony Albanese. (AFP)

Desak Tiongkok Bebaskan Jurnalis, PM Australia: 3 Tahun Terlalu Lama!

Willy Haryono • 12 Agustus 2023 11:30
Canberra: Perdana Menteri Anthony Albanese pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023, meminta Tiongkok untuk membebaskan jurnalis Australia yang dipenjara, Cheng Lei, dengan mengatakan bahwa dirinya khawatir tentang kondisi perempuan tersebut setelah tiga tahun berada di balik jeruji besi.
 
Cheng menggambarkan kondisi penjaranya yang suram dalam sebuah catatan kepada pejabat Australia. Ia mengaku merindukan pohon dan sinar matahari, tetapi "yang paling saya rindukan adalah anak-anak saya."
 
Pesan itu dibagikan kepada sejumkah kantor berita berita Australia dan di platform media sosial X/Twitter oleh mitra Cheng, Nick Coyle, pada Kamis lalu.

Ditanya apakah dirinya mengkhawatirkan kesejahteraan Cheng, Albanese berkata: "Tentu saja, dan Cheng harus dibebaskan. Tiga tahun sudah terlalu lama."
 
"Cheng Lei adalah warga Australia. Ia adalah seseorang yang tidak pantas mendapatkan perlakuan ini," katanya kepada awak media saat berkunjung ke Queensland.
 
Dikutip dari laman Al Arabiya News, PM Albanese mengatakan bahwa Australia telah mendesak pembebasan Cheng pada "tingkat tertinggi" dan akan terus melakukannya "setiap kali Australia bertemu Tiongkok."
 
"Penting untuk menghormati hak asasinya sebagai warga negara Australia," tegas PM Albanese.
 
Orang Albania telah diundang untuk mengunjungi Tiongkok, meski belum ada tanggal yang ditetapkan.
 
Pemimpin Australia mengatakan kepada awak media pada Jumat kemarin bahwa pembebasan Cheng tidak akan dijadikan syarat untuk melanjutkan perjalanannya, dengan mengatakan bahwa kunjungan semacam itu "tidak boleh bersifat transaksional."
 
Cheng, mantan presenter di kantor berita CGTN, telah ditahan sejak Agustus 2020, tetapi baru ditangkap secara resmi pada Februari 2021. Ia secara resmi didakwa "memasok rahasia negara ke luar negeri," tetapi tidak ada rincian lebih lanjut lagi yang diberikan.
 
Penahanannya terjadi di saat hubungan sulit antara Australia dan Tiongkok, yang menimbulkan spekulasi bahwa penangkapannya bermotivasi politik.
 
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pada Jumat lalu bahwa kasus tersebut ditangani "sesuai dengan hukum," dan bahwa hak hukum Cheng dilindungi sepenuhnya.
 
"Diharapkan pihak Australia akan menghormati kedaulatan yudisial Tiongkok dan menahan diri dari segala jenis campur tangan dalam penanganan kasus yang sah oleh organ yudisial Tiongkok," kata seorang juru bicara kepada AFP dalam sebuah pernyataan tertulis.
 
Cheng diadili Maret lalu dalam persidangan tertutup. Duta Besar Australia untuk Tiongkok pun tidak diperbolehkan masuk untuk mengamati proses peradilan.
 
Pengadilan Tiongkok menunda vonis dan hukuman untuk Cheng, yang dapat terus diperpanjang hingga seumur hidup.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan