Pertemuan pariwisata G20 di Srinagar, Kashmir India, 23 Mei 2023. (Tauseef MUSTAFA / AFP)
Pertemuan pariwisata G20 di Srinagar, Kashmir India, 23 Mei 2023. (Tauseef MUSTAFA / AFP)

India Bela Pertemuan G20 di Kashmir, Tiongkok Bersikeras Memboikot

Willy Haryono • 24 Mei 2023 08:18
Kashmir: India telah membela keputusannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan Kelompok 20 (G20) di wilayah Jammu dan Kashmir di Himalaya, meski ada kritik dari kelompok hak asasi manusia dan boikot dari sejumlah negara.
 
Srinagar, ibu kota musim panas Jammu dan Kashmir, menjadi tuan rumah pertemuan pariwisata untuk anggota G20 pekan ini, dalam langkah yang disuarakan Pemerintah India sebagai kesempatan memamerkan budaya kawasan tersebut.
 
Dikutip dari laman CNN, Selasa, 23 Mei 2023, pertemuan berlangsung selama tiga hari sejak Senin kemarin.

Ini adalah acara internasional pertama dalam skala sebesar G20 yang diadakan di wilayah sengketa dengan penduduk mayoritas Muslim sejak India mencabut status khusus Kashmir dan membaginya menjadi dua wilayah federal di tahun 2019. Ladakh, yang sebelumnya merupakan bagian dari negara bagian, dipisahkan dan berubah menjadi wilayah mandiri lainnya.
 
Ladakh adalah wilayah yang disengketakan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan de-facto antara India dan Tiongkok. Kedua negara mengeklaim bagian dari wilayah sengketa tersebut.
 
Jumat lalu, Tiongkok menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghadiri pertemuan G20 apa pun jika digelar di wilayah sengketa, menurut keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.
 
Sejak pertarungan tangan kosong pada 2020 yang menewaskan setidaknya 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok, kedua belah pihak telah mengerahkan ribuan tentara ke area sengketa di sepanjang LAC, di mana mereka tetap berada dalam posisi yang semi permanen.
 
Ketegangan di sepanjang perbatasan de facto India dan tiongkok telah membara selama lebih dari 60 tahun, dan pernah meluas menjadi perang. Pada 1962, konflik selama sebulan berakhir dengan kemenangan Tiongkok, dan India kehilangan ribuan kilometer wilayahnya.
 
Negara-negara lain, termasuk Arab Saudi, Mesir dan Turki, diperkirakan akan memboikot acara tersebut.
 
Kashmir adalah salah satu wilayah sengketa paling berbahaya di dunia. Diklaim secara keseluruhan oleh India dan Pakistan, wilayah pegunungan itu telah menjadi pusat ketegangan selama lebih dari 70 tahun, yang sering diwarnai aksi kekerasan antara dua negara bertetangga pemilik senjata nuklir itu.
 
Perbatasan de facto yang disebut Garis Kontrol (LOC) membagi dua Kashmir antara India dan Pakistan.
 
India mengatakan langkah untuk mencabut status semi-otonomi Kashmir adalah untuk memastikan hukum negara itu setara bagi semua warga negara, dan demi meningkatkan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut, serta untuk mengakhiri separatisme dan terorisme yang diduga dibantu dan didukung Pakistan.
 
Sabtu lalu, Sekretaris Pariwisata India, Arvind Singh, mengatakan bahwa pertemuan G20 di Kashmir tidak hanya untuk "menampilkan potensi (Kashmir) untuk pariwisata," tetapi juga "menandakan secara global pemulihan stabilitas dan kenormalan di wilayah tersebut."
 
Baca juga:  Pertemuan G20 di Kashmir Dijaga Ketat, Tiongkok dan Pakistan Geram
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan