Seoul: Adik perempuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, bertekad pada Minggu, 4 Juni 2023, untuk mendorong upaya kedua meluncurkan satelit mata-mata. Di waktu bersamaan, ia juga mengecam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang membahas peluncuran pertama satelit mata-mata Korut yang berakhir gagal.
Upaya Korut menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit pada Rabu lalu gagal karena roketnya jatuh di lepas pantai barat Semenanjung Korea. Pertemuan darurat DK PBB terkait hal itu diadakan atas permintaan Amerika Serikat (AS), Jepang, dan negara-negara lain.
Peluncuran satelit mata-mata Korut itu dinilai melanggar resolusi DK PBB yang melarang Pyongyang melakukan peluncuran apa pun dengan menggunakan teknologi balistik.
Hari Minggu ini, Kim Yo-jong menyebut DK PBB sebagai "pelengkap politik" AS, dengan mengatakan bahwa pertemuannya baru-baru ini hanya digelar demi mengikuti "permintaan gangster" seperti Amerika.
Ia menuduh DK PBB bersikap "diskriminatif dan kasar" karena hanya mempermasalahkan peluncuran satelit Korea Utara, sementara ribuan satelit yang diluncurkan oleh negara lain sudah beroperasi di luar angkasa. Kim Yo-jong mengatakan upaya negaranya untuk memperoleh satelit mata-mata adalah langkah sah untuk menanggapi ancaman militer yang ditimbulkan AS dan sekutunya.
"(Korea Utara) akan terus mengambil tindakan proaktif untuk menggunakan semua hak sah negara berdaulat, termasuk hak meluncurkan satelit pengintaian militer," kata Kim Yo-jon, dikutip dari laman ABC.
Dalam pernyataan sebelumnya pada Jumat lalu, Kim Yo-jong mengatakan satelit mata-mata Korea Utara "akan ditempatkan dengan benar di orbit luar angkasa dalam waktu dekat." Ia tidak mengatakan kapan upaya peluncuran keduanya akan dilakukan.
Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen pada Rabu lalu bahwa kemungkinan akan memakan waktu "lebih dari beberapa minggu" bagi Korea Utara untuk mempelajari penyebab gagalnya peluncuran perdana. Tetapi Korut diyakini akan langsung mencoba peluncuran kedua jika kesalahannya di peluncuran pertama tidak serius.
Satelit mata-mata militer termasuk dalam daftar sistem senjata canggih yang dijanjikan Kim Jong-un untuk diperoleh di tengah ketegangan keamanan berkepanjangan dengan AS. Sejak awal 2022, Kim telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal dalam apa yang disebutnya sebagai peringatan atas perluasan latihan militer antara AS dan Korea Selatan.
Para ahli mengatakan Kim ingin menggunakan persenjataan modernnya untuk merebut konsesi dari Washington dan mitranya dalam diplomasi di masa depan.
Korea Utara ditampar serangkaian sanksi PBB atas uji coba nuklir dan rudal serta peluncuran satelitnya di masa lalu. Tetapi DK PBB gagal untuk memperketat sanksi atas aktivitas pengujian Korea Utara baru-baru ini karena Tiongkok dan Rusia, keduanya anggota tetap dewan, memblokir upaya AS dan pihak lain.
Selama sesi terakhir DK PBB pada Jumat kemarin, Tiongkok dan Rusia kembali berselisih dengan AS atas peluncuran satelit mata-mata Korut.
Setelah berulang kali gagal, Korea Utara menempatkan satelit observasi Bumi ke orbit pada 2012 dan 2016, tetapi para ahli asing mengatakan tidak ada bukti bahwa satelit itu mengirimkan citra dan data lainnya ke Pyongyang.
Baca juga: Satelit Mata-mata Korut Jatuh ke Laut, Puing-puingnya Diselamatkan Korsel
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id