"Jutaan warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan menyingkirkan penghalang ke arah sana merupakan hal vital," ujar pernyataan UNAMA, melansir dari laporan kantor berita Al Jazeera, Senin, 26 Desember 2022.
Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa pelaksana tugas koordinator kemanusiaan UNAMA, Ramiz Alakbarov, telah bertemu Menteri Ekonomi Afghanistan bentukan Taliban, Mohammad Hanif.
Sabtu kemarin, kementerian di bawah Hanif memerintahkan semua LSM lokal dan asing untuk menangguhkan karyawan perempuan mereka hingga pemberitahuan lebih lanjut. Perintah ini tidak secara spesifik ditujukan kepada PBB, namun banyak misi UNAMA dijalankan oleh sejumlah LSM di Afghanistan.
Hari Minggu kemarin, tiga LSM global -- Save the Children, Norwegian Refugee Council dan CARE International -- mengeluarkan pernyataan gabungan, yang menyatakan bahwa mereka menangguhkan semua program di Afghanistan hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai larangan Taliban.
"Kami tidak bisa secara efektif menjangkau anak-anak, wanita dan pria yang membutuhkan bantuan di Afghanistan tanpa bantuan staf perempuan kami," sebut pernyataan gabungan tersebut.
Tanpa bantuan perempuan, lanjut ketiga LSM, bantuan kemanusiaan tidak akan bisa disampaikan kepada jutaan warga Afghanistan yang membutuhkan sejak Agustus 2021.
Secara terpisah, Komite Penyelamatan Internasional (IRC) menangguhkan operasional mereka di Afghanistan atas alasan yang sama. IRC mempekerjakan lebih dari 8.000 orang di Afghanistan, dengan hampir 3.000 di antaranya adalah perempuan.
Komite Palang Merah Internasional juga mengekspresikan kekhawatiran atas larangan Taliban, dengan memperingatkan bahwa "konsekuensi bencana kemanusiaan" akan terjadi di Afghanistan, cepat atau lambat.
Baca: Masa Kegelapan bagi Perempuan Afghanistan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News