"Panjshir tidak memiliki internet. Bagaimana dia (Ahmad Massoud) memposting online dari sana? Ahmad Massoud ada di Turki," kata Tariq Ghazniwal, jurnalis saluran berita resmi Taliban, Alemarah, seperti dikutip NDTV, Selasa 7 September 2021.
"Panjshir adalah sebuah distrik. Wilayah itu sudah kami kepung. Kami memiliki drone, tetapi kami tidak menggunakannya di sana. Kami menggunakannya di Mazhar. Media tidak tertarik dengan Afghanistan, sehingga memiliki informasi yang terbatas," ujar Ghazniwal, juga dikenal sebagai Abdul Wahid Rayyan, kepada NDTV.
Baca: Pejuang Lembah Panjshir Ajak Rakyat Afghanistan Bangkit Melawan Taliban.
Lembah Panjshir terletak di pegunungan Hindu Kush, sekitar 140 kilometer dari utara Kabul. Sejak jatuhnya ibu kota pada 15 Agustus, wilayah Panjshir tetap menjadi kantung perlawanan di mana pasukan yang dipimpin oleh mantan Wakil Presiden Amarullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra mantan komandan gerilya Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
Taliban hari ini mengklaim bahwa mereka telah memenangkan pertempuran kunci untuk Lembah itu.
“Kami mencoba untuk berbicara dan membawa mereka, seperti di Afghanistan lainnya. Tetapi beberapa orang di Panjshir tidak siap. Mereka dipengaruhi dari luar. Kami menunggu selama 15 hari. Mujahidin kami menunggu di luar gerbang tetapi mereka tidak setuju. Jadi kami terpaksa menyerang," kata Ghazniwal.
“Front Perlawanan Nasional, bagaimanapun mengatakan, mereka hadir dalam ‘posisi strategis’ di seberang lembah dan bahwa perjuangan melawan Taliban dan mitra mereka akan berlanjut,” menurut laporan AFP.
Berbicara kepada NDTV, Ghazniwal meremehkan kehadiran Faiz Hameed, kepala agen mata-mata Pakistan Inter-Service Intelligence, di Kabul. "Dalam beberapa hari, perwakilan dari AS mungkin juga datang," katanya.
Kehadiran Hameed di ibu kota negara yang dilanda perang segera setelah pengambilalihan Taliban telah memicu spekulasi tentang siapa yang memegang kendali di sana.
"Kami berusaha membentuk pemerintahan yang dapat diterima dunia dan juga warga Afghanistan. Jadi kami sedang berbicara. Haibatullah Akhundzada akan menjadi Emir," kata Ghazniwal.
Mengacu pada dugaan serangan terhadap wanita, dia mengatakan media "mengada-ada". Dia mengatakan penting untuk mengetahui mengapa ‘orang’ dipukuli.
"Untuk menekan Taliban, 20 perempuan dikumpulkan, dibayar, dan diminta untuk protes. Di beberapa daerah, perempuan bergerak bebas dan terlihat di pasar," katanya.
Beberapa hari yang lalu, belasan wanita Afghanistan memprotes di Herat, menuntut hak dan perwakilan perempuan di pemerintahan masa depan. Mereka terlihat membawa spanduk dengan slogan menentang pengucilan perempuan dari sistem politik negara di bawah Taliban, menurut Tolo News.
Adapula laporan seorang polisi wanita Afghanistan yang sedang hamil ditembak mati oleh Taliban di depan suami dan anak-anaknya di Provinsi Ghor. Namun Taliban kemudian membantah laporan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News