Sebelum adanya klaim, Lembah Panjshir adalah satu-satunya wilayah dari 34 provinsi di Afghanistan yang belum dapat dikuasai Taliban, sejak kelompok itu merebut ibu kota Kabul pada 15 Februari.
Serangkaian foto di media sosial menunjukkan anggota Taliban berdiri di depan kompleks gubernur di provinsi Panjshir, beberapa hari setelah terjadinya pertempuran sengit dengan NRFA.
"Pansjhir merupakan tempat persembunyian terakhir musuh yang melarikan diri," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 7 September 2021.
Namun, NRFA mengatakan tak akan tunduk ke Taliban. Kelompok ini menentang Taliban dan mengatakan pasukan akan tetap melakukan perlawanan.
"Kami masih berada di Panjshir dan perlawanan akan tetap berlanjut," kata pimpinan NRFA dipimpin Ahmad Massoud di Twitter.
Kepala Hubungan Luar Negeri NRFA, Ali Nazary mengatakan, pasukan mereka ada di posisi strategis di seluruh lembah tersebut. Mereka, kata Nazary, siap melanjutkan pertempuran.
Klaim ini merupakan yang kesekian kalinya diumumkan Taliban, dan NRFA biasanya selalu membantah klaim tersebut.
Baca: NRF Tegaskan Taliban Tidak Kuasai Lembah Panjshir
Massoud telah mengajak seluruh masyarakat Afghanistan untuk bangkit melawan Taliban. Pesan tersebut ditujukan untuk seluruh rakyat Afghanistan, baik di dalam maupun luar negeri.
Serangan Taliban ke Panjshir mendapat kritikan dari berbagai pihak, termasuk Iran. "Serangan itu merupakan perbuatan yang sangat terkutuk," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.
Ini merupakan kritikan pertama Iran ke Taliban. Iran didominasi Muslim Syiah, sedangkan Taliban berhaluan Sunni.
"Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa hal itu harus diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan," imbuhnya.
Saat berkuasa di periode 1996 hingga 2001, Lembah Panjshir juga tak pernah dikuasai Taliban. Kawasan ini menjadi markas anti-Taliban terbesar di Afghanistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News