Korban ledakan bom bunuh diri di masjid Pakistan mencapai 100 jiwa./AFP
Korban ledakan bom bunuh diri di masjid Pakistan mencapai 100 jiwa./AFP

Korban Tewas Bom Bunuh Diri Pakistan Bertambah Jadi 100 Orang

Marcheilla Ariesta • 01 Februari 2023 07:09
Peshawar: Korban tewas akibat bom bunuh diri yang mengoyak sebuah masjid di Peshawar, barat laut Pakistan, naik menjadi sedikitnya 100 orang. Ini menandai salah satu serangan paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun.
 
Muhammad Asim Khan, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di kota itu mengatakan, sedikitnya 100 orang tewas setelah ledakan Senin di masjid dalam kompleks polisi.
 
"Polisi menduga bahwa 12 kilogram bahan peledak digunakan oleh seorang pelaku bom bunuh diri," kata Inspektur Jenderal Polisi Peshawar Moazim Jah Ansari, dilansir dari CNN, Rabu, 1 Februari 2023.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Serangan itu menyebabkan 217 orang terluka," tambah Ansari.
 
Seorang petugas polisi yang selamat dari ledakan tersebut, Nasarullah Khan mengatakan, dia ingat melihat 'semburan api yang sangat besar' sebelum dikelilingi oleh gumpalan debu hitam.
 
Khan mengatakan, kakinya patah akibat ledakan itu. Ia sempat terjebak di reruntuhan selama tiga jam.
 
"Langit-langit jatuh, ruang di antara langit-langit dan dinding adalah tempat saya berhasil bertahan hidup," katanya.
 
Sementara itu, harapan memudar dalam pencarian korban selamat saat petugas penyelamat menyaring puing-puing masjid yang hampir hancur pada Senin. Saat kejadian, para jamaah, terutama polisi, berkumpul untuk salat Isya.
 
Baca juga: Tak Ada WNI Jadi Korban Tewas Ledakan di Masjid Pakistan
 
Foto dan video menunjukkan dinding masjid hancur berkeping-keping, dengan jendela kaca dan panel hancur dalam ledakan kuat.
 
"Kami tidak mengharapkan orang hidup untuk ditemukan. Sebagian besar mayat sedang ditemukan," kata Bilal Faizi, juru bicara penyelamat, pada Selasa kemarin.
 
Klaim bertentangan
 
Ledakan Senin adalah tanda terbaru dari memburuknya situasi keamanan di Peshawar, ibu kota provinsi Khyber-Pakhtunkhwa yang bergolak yang berbatasan dengan Afghanistan dan tempat seringnya serangan oleh Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban (TTP).
 
TTP adalah organisasi teroris asing yang ditetapkan Amerika Serikat (AS) yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan.
 
Tahun lalu, gagalnya gencatan senjata selama setahun yang sudah goyah antara TTP dan pemerintah Pakistan tidak hanya mengancam meningkatnya kekerasan di negara itu, tetapi juga berpotensi meningkatkan ketegangan lintas perbatasan antara pemerintah Afghanistan dan Pakistan.
 
Awalnya pada hari Senin, pejabat TTP Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani mengklaim ledakan itu sebagai "balas dendam" atas kematian militan TTP Khalid Khorasani tahun lalu. Namun juru bicara utama TTP kemudian membantah kelompok itu terlibat dalam serangan itu.
 
"Mengenai insiden Peshawar, kami menganggap perlu mengklarifikasi bahwa Tehreek-e-Taliban Pakistan tidak ada hubungannya dengan insiden ini," kata juru bicara TTP Muhammad Khorasani dalam sebuah pernyataan Senin malam. 
 
"Menurut undang-undang dan konstitusi umum kami, tindakan apa pun di masjid, madrasah, tempat pemakaman, dan tempat suci lainnya merupakan pelanggaran," sambungnya.
 
Pihak berwenang Pakistan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan dan belum mengkonfirmasi klaim tersebut. Jenderal Asim Munir, kepala staf militer Pakistan, mengutuk serangan itu dan mengatakan para pelaku akan diadili.
 
Munir mendesak para komandan untuk fokus pada operasi anti-terorisme dan bekerja dengan badan-badan intelijen dan penegak hukum di seluruh negeri dengan "penyelesaian baru", menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Pakistan. Dia mengatakan, koordinasi ini akan berlanjut sampai "perdamaian berkelanjutan" tercapai.
 
Usai ledakan Senin, Kepala Polisi Peshawar Mohammad Aijaz Khan mengatakan ledakan di dalam Masjid Garis Polisi itu "mungkin serangan bunuh diri," menggemakan pernyataan dari Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
 
"Pembunuhan brutal terhadap Muslim yang bersujud di hadapan Allah bertentangan dengan ajaran Alquran," kata Sharif.
 
Ia menambahkan, "Menargetkan Rumah Allah adalah bukti bahwa para penyerang tidak ada hubungannya dengan Islam."
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
(FJR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif