Pesawat Japan Airlines yang terbakar di landasan pacu Bandara Handera. Foto: EFE-EPA
Pesawat Japan Airlines yang terbakar di landasan pacu Bandara Handera. Foto: EFE-EPA

Pilot Japan Airlines Tidak Menyadari Adanya Kebakaran di Badan Pesawat

Fajar Nugraha • 04 Januari 2024 12:00
Tokyo: Pilot pesawat Japan Airlines yang dilalap api tepat setelah 379 penumpang dan awaknya menyelamatkan diri, tidak menyadari  bahwa pesawat tersebut terbakar. Ini diperoleh dari rincian baru yang dilaporkan pada Kamis.
 
Pesawat itu bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai setelah mendarat di Bandara Haneda Tokyo, Jepang pada Selasa malam. Semua kecuali satu dari enam orang di pesawat yang lebih kecil tewas.
 
Sebuah bola api meletus dari pesawat sebelum berhenti, dan api mulai menyebar dari bawah pesawat, menurut rekaman yang diambil oleh penumpang.

Namun menurut stasiun televisi nasional NHK, pilot Japan Airlines yang berada di kokpit tidak mengetahui kebakaran tersebut sebelum diberitahu oleh awak kabin.
 
“Dari sembilan pramugari yang berada di pesawat, kepala pesawat melaporkan ke kokpit bahwa pesawat terbakar karena awak kabin memerlukan izin untuk membuka pintu darurat,” NHK melaporkan, seperti dikutip AFP, Kamis 4 Januari 2024.
 
Baca: Kerugian Japan Airlines Akibat Tabrakan Ditaksir Capai USD105 Juta.

 
Pada saat ini, kabin dipenuhi asap dan semakin panas, dengan bayi-bayi menangis dan orang-orang memohon agar pintu dibuka, menurut rekaman video.
 
Dalam salah satu klip video, terdengar suara anak muda berteriak: "Tolong biarkan kami keluar. Tolong. Tolong buka. Buka saja. Ya Tuhan."
 
Terdapat delapan pintu darurat, namun evakuasi dimulai dari dua perosotan di bagian depan pesawat akibat kebakaran.
 
“Hanya satu pintu keluar lain di kiri belakang yang aman dari kebakaran. Namun sistem interkom tidak lagi berfungsi, sehingga kokpit tidak dapat memberikan lampu hijau,” kata pernyataan JAL.
 
Awak di belakang menganggap penting bagi penumpang untuk turun dari pintu belakang dan tetap membukanya, karena mereka sudah dilatih untuk melakukannya.
 
Mereka menggunakan megafon dan suara mereka sendiri untuk memberikan instruksi kepada penumpang.
 
Butuh waktu 18 menit untuk mengevakuasi seluruh pesawat, dan pilot menjadi orang terakhir yang menginjakkan kaki di landasan pada pukul 18:05.
 
Segera setelah itu, seluruh pesawat menjadi kobaran api dan puluhan mobil pemadam kebakaran berusaha memadamkan api. Proses itu akhirnya memakan waktu delapan jam.
 
"Bau asap tercium di udara, dan pintu tidak bisa dibuka. Jadi saya rasa semua orang panik," kata seorang wanita kepada wartawan di bandara.
 
"Sejujurnya, saya pikir kami tidak akan selamat. Jadi saya mengirim pesan kepada keluarga dan teman-teman saya untuk mengatakan bahwa pesawat saya sedang terbakar saat ini," kata seorang wanita lain kepada penyiar NHK.
 
“Penumpang tampaknya mengikuti instruksi sesuai buku,” Terence Fan, pakar industri penerbangan dari Singapore Management University mengatakan kepada AFP, dan ada pula yang memuji penumpang di pesawat karena meninggalkan tas kabin mereka.
 
“Inilah kebijakan evakuasi yang dirancang badan pesawat itu sendiri pada akhirnya tidak dimaksudkan untuk bertahan dari kobaran api,” sebut Tan.
 
“Seekor anjing dan kucing, keduanya hewan peliharaan, harus ditinggalkan di pesawat dan mati,” pungkas maskapai tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan