Hasil pemilu Timor Leste masih harus divalidasi komisi elektoral. Namun dengan semua surat suara yang telah dihitung, dan situasi yang relatif kondusif selama pemilu, Ramos-Horta dipastikan sebagai pemenang.
Baca: Memimpin di Putaran Kedua Pemilu, Ramos-Horta Calon Presiden Baru Timor Leste
Siapa sebenarnya Ramos-Horta?
Kemenangan ini membawa Ramos-Horta ke periode kedua kepresidenan setelah dirinya pernah menjadi presiden di Timor Leste dari tahun 2007 hingga 2012. Sejak Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia pada 1999, ia menjadi perdana menteri pertama di negara termuda di Asia Tenggara itu.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ramos-Horta selama ini dikenal sebagai tokoh yang mendapat dukungan dari Xanana Guasmao, presiden pertama Timor Leste yang kini adalah pemimpin Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste atau CNRT.
Berusia 72 tahun, Ramos-Horta mendapat Nobel Perdamaian pada 1996 atas usahanya memfasilitasi resolusi konflik di Timor Leste. Pada 2008, ia berhasil selamat dari sebuah percobaan pembunuhan.
Sebelumnya, Ramos-Horta sempat keluar dari dunia politik dan menikmati masa pensiunnya. Namun ia mengaku harus kembali ke kancah politik karena meyakini presiden saat ini, Guterres, telah melanggar konstitusi negara.
Alhasil, Ramos-Horta pun 'turun gunung' dan menjadi rival terberat petahana. Di pemilu putaran pertama pada 19 Maret, Ramos-Horta mendominasi dengan raihan 46 persen suara berbanding 22 persen yang didapat Guterres. Namun karena ia gagal mendapat suara mayoritas, pemilu berlanjut ke putaran kedua.
Hampir 860 ribu dari total 1,3 juta warga Timor Leste memiliki hak pilih. Di pemilu putaran kedua, lebih dari 75 persen pemilih datang menggunakan hak suara mereka.
Jika berjalan sesuai rencana, Ramos-Horta akan dilantik sebagai presiden baru Timor Leste pada 20 Mei mendatang. Pelantikan bertepatan dengan peringatan 20 tahun terlepasnya Timor Leste dari Indonesia.
Selama kampanye, Ramos-Horta berjanji akan menggunakan masa jabatan lima tahun sebagai presiden untuk memutus kebuntuan antar dua partai politik utama di negara tersebut.
Hasil pemilu ini dapat memicu periode ketidakpastian, karena Ramos-Horta pernah mengindikasikan langkah pembubaran parlemen jika ia berhasil menjadi presiden.
Selain kebuntuan politik, Ramos-Horta juga harus mampu mengeluarkan Timor Leste dari kemiskinan. Menurut data Bank Dunia, sekitar 42 persen populasi Timor Leste hidup di bawah garis kemiskinan.