Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah membubarkan kabinetnya pekan kemarin, usai 41 anggota parlemen memilih keluar dari pemerintahan untuk menjadi independen. Saudara presiden, Mahinda Rajapaksa, saat ini adalah perdana menteri Sri Lanka yang nantinya akan diganti di pemerintahan interim.
Partai Kebebasan Sri Lanka (SLPP) mengatakan bahwa kubu independen akan berbicara dengan sejumlah partai lain untuk mencapai sebuah solusi atas krisis ekonomi saat ini.
Udaya Gammanpila, kepala partai Jathika Hela Urumaya, mengatakan bahwa, "proposal utamanya adalah membentuk komite gabungan semua partai untuk membuat keputusan-keputusan kunci serta menunjuk perdana menteri baru dan kabinet terbatas."
"Kami ingin ini semua terjadi sebelum pemilu. Kita semua harus menstabilkan ekonomi," sambung dia, dikutip dari Sky News, Senin, 11 April 2022.
Para pengunjuk rasa mendesak Presiden Rajapaksa untuk segera mundur dari jabatannya karena dinilai ttidak becus dalam menangani krisis ekonomi. Sejak beberapa pekan terakhir, warga Sri Lanka terpaksa mengantre untuk sekadar membeli bahan bakar, minyak goreng, makanan dan obat-obatan.
Baca: Protes Masif Berlanjut di Sri Lanka, Presiden Rajapaksa Kian Tertekan
Kondisi ini juga diperparah pemadaman aliran listrik yang bisa terjadi hingga berjam-jam pada setiap harinya.
Sri Lanka berencana berbicara dengan Dana Moneter Internasional (IMF) bulan ini dalam mencari solusi krisis ekonomi. Sebelumnya, IMF pernah mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi perekonomian Sri Lanka.
Selain kepada IMF, Sri Lanka juga berusaha mencari bantuan ke India dan Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id