Baik Tiongkok dan Taiwan yang telah berulang kali berdebat selama pandemi. Taipei menuduh Beijing menyebarkan berita palsu dan mencoba membatasi aksesnya ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara Beijing mengatakan Taipei berusaha mempolitisasi pandemi untuk keuntungan politik.
Setelah berbulan-bulan relatif aman dari pandemi, Taiwan menghadapi lonjakan kasus covid-19 dan dengan cepat kehabisan vaksin. Hanya menerima sedikit lebih dari 700.000 hingga saat ini untuk lebih dari 23 juta penduduknya.
Dalam pernyataan larut malam, Kantor Pembuat Kebijakan Taiwan mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan epidemi yang saat ini "mengamuk" di Taiwan. Mereka mencatat bahwa pihaknya telah berulang kali menawarkan bantuan ke pulau itu.
Beberapa kelompok dan orang-orang tertentu di Taiwan telah menyerukan pembelian vaksin Tiongkok.
"Sikap kami sangat jelas: Kami bersedia membuat pengaturan dengan cepat sehingga sebagian besar rekan senegaranya di Taiwan akan memiliki vaksin daratan untuk digunakan secepat mungkin," kata kantor itu, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 25 Mei 2021.
"Jika perlu, kami juga bersedia untuk secara aktif mempertimbangkan pengiriman ahli pencegahan dan pengendalian epidemi ke Taiwan, untuk berbagi pengalaman antiepidemi dengan profesional medis dan kesehatan Taiwan,” imbuhnya.
Hambatan
Namun sebagai tanggapan, Taiwan mengatakan Tiongkok tidak menggunakan salah satu saluran yang ada di antara keduanya untuk memberikan informasi tentang vaksinnya, dan menyiratkan bahwa Beijing berada di belakang kesulitan Taiwan dalam mendapatkan lebih banyak suntikan."Setiap kali epidemi internal Taiwan memanas, Tiongkok mengkritik pemerintah kami karena menghalangi impor vaksin dari Tiongkok daratan," katanya dalam pernyataan yang dikirim ke Reuters.