Ia menjadi pemimpin tim Alpha kala itu. Dalam sebuah wawancara, Henkel mengatakan menghabiskan seluruh waktunya di Afghanistan dengan penerjemah yang dia panggil 'Kevin'.
"Saya mengandalkan penerjemah yang membantu saya menavigasi budaya, protokol, dan menavigasi hambatan bahasa," terangnya, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Menurutnya, yang paling berkontribusi dalam kariernya adalah Kevin. Henkel mengatakan, kemampuan Kevin sangat hebat untuk menemukan para pemimpin lokal yang memiliki hubungan dengan Taliban.
Dari pengalaman Henkel dengan Taliban, ia yakin kelompok itu pasti akan membalas dendam kepada orang-orang yang pernah bekerja dengan warga asing. "Mereka memiliki daftar semua penerjemah yang pernah bekerja untuk NATO," katanya.
"Satu-satunya yang dapat diterima mereka adalah kematian. Dan itu bisa meluas ke keluarganya (Kevin)," imbuh Henkel.
Baca juga: Taliban Pamer Senjata Rampasan, AS Khawatir Disalahgunakan
Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan saat ini AS akan berusaha mengevakuasi penerjemah Afghanistan sebanyak mungkin. Henkel menuturkan dia marah mendengar rencana AS menarik diri setelah berperang selama 20 tahun di Afghanistan.
Taliban yang berhasil menduduki sejumlah kota dan istana kepresidenan Afghanistan mendapat pasokan persenjataan baru setelah berhasil merampas persenjataan peninggalan AS di negara itu.
Kelompok itu menguasai ibu kota setelah AS mengatakan akan menarik pasukan mereka paling lama 31 Agustus ini.
Negeri Paman Sam telah menghabiskan miliaran dolar untuk memasok militer Afghanistan dengan alat-alat untuk mengalahkan Taliban. Namun, jatuhnya Kabul dan kota-kota besar lainnya dengan cepat telah meninggalkan sebagian besar persenjataan itu di tangan para pemberontak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News