Revolusi TI di pertengahan tahun 90-an di India, memprakarsai pengawasan yang lebih ketat terhadap kinerja Pemerintah dan memicu perdebatan tentang pemanfaatan teknologi yang muncul untuk menciptakan sistem yang lebih efisien di sektor publik.
Dengan hampir 700 juta koneksi, India memiliki pengguna broadband terbesar di dunia. Terdapat sekitar 696 juta masyarakat India yang menggunakan ponsel cerdas (smartphone) dengan biaya data terendah di mana pun di dunia, sekitar 9 sen per Gigabyte.
Infrastruktur digital ini, yang dibuat dengan dorongan signifikan dari Pemerintah India, telah membawa revolusi di bidang inklusi keuangan, pendidikan, kesehatan, dan banyak sektor lainnya. Meskinpun perjalanannya merupakan sebagian kegembiraan dan sebagian tantangan.
Misalnya, di wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir, ketidakstabilan politik selama lebih dari satu dekade telah menghalangi upaya untuk membuat arah digitalisasi pemerintahan yang serupa. Dalam dua tahun terakhir, upaya telah diperbarui dengan dorongan baru untuk menciptakan infrastruktur digital, memperluas penggunaan, dan menyederhanakan proses
Berdasarkan keterangan tertulis Kedutaan Besar India yang diterima Medcom.id, Sabtu, 5 Januari 2022, Pemerintah India memulai program digitalisasi perkantoran, pembuatan telepon pengaduan masyarakat dan kartu skor untuk mengevaluasi kinerja instansi pemerintah daerah. Upaya berbulan-bulan membuahkan hasil pada Juli 2021, ketika lembaga pemerintah daerah di tingkat desa di Jammu dan Kashmir diintegrasikan ke dunia digital.
Baca: India Cabut Sebagian Pembatasan Internet di Kashmir
Karena rakyat desa sekarang hanya perlu mengambil beberapa langkah untuk berbagai layanan Pemerintah India, pembangunan infrastruktur ini telah menjadi pepatah lompatan raksasa menuju pembangunan inklusif.
Disrupsi digital lain yang berdampak positif pada kehidupan masyarakat di Jammu dan Kashmir adalah digitalisasi perdagangan apel. Jammu dan Kashmir menyumbang lebih dari 55 persen ekspor apel India, namun harga apel terus menurun selama hampir satu dekade di Kashmir.
Setelah skema intervensi pasar dimulai pada 2019 bagi Pemerintah untuk secara langsung membeli produk dan mentransfer pembayaran secara digital kepada para pembudidaya, pasar apel telah mencatat kenaikan harga.
Sebelum pandemi Covid-19 mengharuskan anak-anak dididik secara daring, Jammu dan Kashmir telah mulai mengintegrasikan guru dan siswa ke dalam program jaringan pengetahuan yang memungkinkan para murid mengakses konten sekolah secara daring. Jammu dan Kashmir sebenarnya menikmati kecepatan internet tercepat keenam di India, bahkan di depan wilayah ibu kota Delhi.
Selama pandemi Covid-19, Pemerintah India memperbarui dorongannya untuk membuat laboratorium IT dan pusat pembelajaran yang dilengkapi Komputer di daerah terpencil untuk membantu anak-anak mengikuti pendidikan mereka.
Jammu dan Kashmir, terlepas dari tantangannya, berada di jalur disrupsi digital. Dari yang rutin seperti membeli jatah harian hingga yang khusus seperti mengurus akta kelahiran atau mendaftarkan usaha baru, warga Jammu dan Kashmir hanya perlu melihat smartphone mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id