Korut Konfirmasi Tes Rudal ketika Kim Jong-un Kunjungi Pabrik Amunisi
Fajar Nugraha • 28 Januari 2022 11:05
Pekan lalu, Korea Utara mengatakan akan meningkatkan pertahanannya terhadap Amerika Serikat dan mempertimbangkan untuk melanjutkan "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara”. Ini mengisyaratkan untuk mencabut moratorium yang dideklarasikan sendiri untuk pengujian bom nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Di pabrik, Kim menyerukan "upaya habis-habisan untuk menghasilkan senjata mutakhir yang kuat.” Para pekerjanya memuji pengabdiannya untuk "menghancurkan tantangan imperialis AS dan pasukan bawahan mereka yang berusaha untuk melanggar hak mereka untuk membela diri”. Mereka bahkan menyebutnya sebagai "kesulitan terberat yang pernah ada".
Pyongyang telah membela peluncuran rudal sebagai hak kedaulatannya untuk membela diri dan di saat bersamaan menuduh Washington dan Seoul menerapkan "kebijakan bermusuhan" dan standar ganda atas uji coba senjata.
Tidak ada ICBM atau senjata nuklir yang telah diuji di Korea Utara sejak 2017 tetapi serentetan peluncuran rudal jarak pendek dimulai di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti setelah pertemuan puncak yang gagal dengan Amerika Serikat pada 2019.
Hulu ledak kuat
Dalam uji coba hari Selasa, dua rudal jelajah jarak jauh terbang 1.800 km selama 9.137 detik dan menghantam pulau target di lepas pantai timur, menunjukkan kinerja tempur yang praktis.
KCNA menyebutkan, dua peluru kendali taktis yang diuji pada hari Kamis juga tepat mengenai sasaran dan membuktikan daya ledak hulu ledak mereka seperti yang dirancang.
“Korea Utara akan terus mengembangkan hulu ledak kuat yang mampu melakukan fungsi dan misi tempur,” tambah KCNA.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, pihaknya mendeteksi kedua tes tersebut, dan rudal jarak pendek yang ditembakkan dari kota pantai timur Hamhung menempuh jarak sekitar 190 kilometer ke ketinggian 20 kilometer.
Bulan ini saja, Korea Utara juga telah menguji peluru kendali taktis, dua "rudal hipersonik" yang mampu kecepatan tinggi dan bermanuver setelah lepas landas, dan sistem rudal yang dibawa kereta api.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)