Sekelompok petinggi Taliban mengunjungi bandara internasional di Kabul. (AFP)
Sekelompok petinggi Taliban mengunjungi bandara internasional di Kabul. (AFP)

Taliban Minta 229 Profesor Afghanistan untuk Pulang dan Membangun Negeri

Medcom • 14 Februari 2022 19:03
Kabul: Pemerintahan Afghanistan di bawah kepemimpinan kelompok Taliban memanggil 229 profesor universitas untuk pulang dan membantu membangun negeri. Para profesor itu pergi usai pemerintahan terdahulu ditumbangkan Taliban pada Agustus 2021.
 
Media lokal Khaama Press melaporkan, bahwa Kementerian Pendidikan Tinggi Emirat Islam Afghanistan (IEA) berjanji memberikan bayaran dan fasilitas kerja yang sama seperti sebelumnya kepada 229 profesor tersebut.
 
Pihak kementerian menekankan bahwa tanah Afghanistan merupakan tempat tinggal bersama untuk seluruh elemen masyarakat, termasuk kalangan akademisi. Oleh karenanya, Taliban meminta semua masyarakat Afghanistan untuk ikut berkontribusi dalam membangun kembali negeri yang saat ini tengah dilanda krisis.

Baca:  Joe Biden Cairkan Aset Beku Afghanistan
 
"Perkembangan suatu negara bergantung pada sistem pendidikan, sehingga Kementerian Pendidikan Tinggi Emirat Islam Afghanistan meminta semua profesor universitas negeri untuk kembali ke Afghanistan,: kata Kementerian dalam pernyataannya, dilansir dari Asia-Plus, Senin, 14 Februari 2022.
 
“Afghanistan adalah tempat tinggal bersama dari semua kelompok etnis, dan kita semua bertanggung jawab atas perkembangannya," sambung pihak kementerian.
 
Sejumlah ahli Afghanistan yang berada dalam pengasingan juga diminta pulang ke Afghanistan dan mengisi jabatan mengajar yang kosong di sejumlah universitas.
 
Beberapa universitas negeri di Afghanistatn telah kembali dibuka, dan sebagian lainnya akan mulai beroperasi pada akhir Maret mendatang.
 
Menurut Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi, jumlah pengungsi Afghanistan yang terdaftar di negara tetangga Pakistan melebihi 1,4 juta. Sementara di Iran, jumlahnya mencapai lebih dari 780.000 untuk status terdaftar, dan 2,25 juta yang berstatus ilegal. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan