Ia juga menegaskan bahwa Bangladesh akan sangat berhati-hati jika suatu saat mengambil pinjaman dana internasional.
PM Hasina mengatakan bahwa saat ini seluruh dunia, bukan hanya Bangladesh, tengah menghadapi serangkaian tantangan berat.
"Ekonomi kami masih sangat kuat, meski kami telah menghadapi pandemi Covid-19, dan kini perang Rusia-Ukraina," kata PM Hasina dalam keterangan di situs ANI, Minggu, 4 September 2022.
"Mengenai utang, Bangladesh selalu membayar semuanya tepat waktu. Nilai rata-rata utang kami sangat rendah," sambungnya.
"Dalam konteks Sri Lanka, arah dan pertumbuhan perekonomian kami sangat, sangat terencana," ungkap PM Hasina.
Sri Lanka jatuh ke dalam jurang krisis ekonomi karena berbagai hal, termasuk gagal membayar utang dan kehabisan mata uang asing untuk mengimpor komoditas-komoditas penting seperti bahan bakar minyak dan obat-obatan.
Belajar dari Sri Lanka, PM Hasina mengatakan bahwa Bangladesh tidak akan mengambil utang jika tidak yakin ada benefitnya.
"Saya rasa seluruh dunia sedang menghadapi masalah ekonomi. Kami juga mengalaminya. Tapi ada yang bilang, 'Oh, Bangladesh akan menjadi seperti Sri Lanka,' berkata ini dan itu," sebut PM Hasina.
"Saya pastikan itu tidak akan terjadi," tegasnya.
Baca: Sri Lanka Capai Kesepakatan Pinjaman USD2,9 Miliar dengan IMF
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News