Ratusan WNI dan keluarga mereka beramai-ramai menggunakan hak suara mereka di Pakistan, 10 Februari 2024. (KBRI Islamabad)
Ratusan WNI dan keluarga mereka beramai-ramai menggunakan hak suara mereka di Pakistan, 10 Februari 2024. (KBRI Islamabad)

WNI Antusias Gunakan Hak Pilih di Tengah Ketegangan Pakistan

Marcheilla Ariesta • 12 Februari 2024 15:29
Islamabad: Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Islamabad menggelar pemungutan suara di KBRI Islamabad, Pakistan pada Sabtu, 10 Februari 2024. Lebih dari 800 warga negara Indonesia (WNI) masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) PPLN Islamabad.
 
Ratusan WNI dan keluarga mereka berbondong-bondong menuju satu-satunya TPS bagi mereka yang tinggal di Ibu kota Islamabad serta provinsi Punjab, Balochistan, dan Khyber Pakhtunkhwa (KPK). Dua nama terakhir merupakan provinsi paling rawan kekerasan selama pelaksanaan Pemilu Pakistan Kamis lalu.
 
"Saya tidak takut menempuh perjalanan sekitar 5 jam naik bus ke Islamabad. Di sini saya bisa lepas kangen sama orang Indonesia lainnya sambil makan seperti di kampung,” ucap Kaesih Ahmad, WNI yang menikah dengan warga Pakistan dan tinggal di daerah Mardan ini.

Tidak hanya nyoblos, kata Kaesih, ia juga bisa membuat paspor baru di Konsuler KBRI.
 
Perjalanan Kaesih cukup panjang karena beberapa gerbang menuju Diplomatic Enclave ditutup sehingga bus harus berputar arah beberapa kali. Banyak WNI yang sengaja berangkat ke Islamabad lebih awal, mengantisipasi dinamika keamanan pasca Pemilu Pakistan. Menuju KBRI Islamabad yang berlokasi di 'Red Zone' memang tidak mudah.
 
Aparat Pakistan menerapkan standar pengamanan yang lebih ketat untuk keluar masuk Diplomatic Enclave.
 
"Saya lebih banyak stand by di luar lokasi pencoblosan untuk membantu WNI bernegosiasi dengan aparat keamanan Pakistan. Beberapa WNI tidak mengantongi izin masuk Diplomatic Enclave," tutur Kol. Budi Wirman, Atase Pertahanan KBRI Islamabad.
 
Tidak saja oleh WNI yang punya hak pilih. KBRI Islamabad juga kedatangan para wartawan setempat dan pengamat dari Think Tank atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pakistan.
 
"Kegiatan sangat rapi dan teratur. Tidak tampak ketegangan antar pendukung para kandidat. Indonesia telah berhasil berdemokrasi dengan gembira," ungkap Dr. Farhat Asif, pengamat dari Institute of Peace and Diplomatic Studies (IPDS) Islamabad.

Pencoblosan di Pakistan

Memang, PPLN Islamabad membuat kegiatan pemungutan suara seperti suasana traveling, dengan terinspirasi dari Kereta cepat Whoosh.
 
Dimulai dengan pencoblosan di Hall Budaya Nusantara yang diberi latar Kereta Cepat Jakarta-Bandung, lengkap dengan bilik suara yang menyerupai mesin check in. Semua WNI dalam DPT mendapatkan boarding pass menuju area pencoblosan.
 
Usai melaksanakan hak pilih, para pemilih mendapat voucher jajanan Nusantara sebesar Rs1000 atau (sekitar Rp60 ribu). Berbekal voucher ini, para pemilih bebas memilih bakso, sate padang, nasi rendang, bubur ayam, jajanan pasar, dan masih banyak lagi yang digelar oleh para Diaspora Indonesia di Pakistan.
 
"Dua hari lalu, kami juga melaksanakan Pemilu. Tapi baru kali ini kami menemukan event politik yang penuh kegembiraan. Good Job Indonesia," terang Babar, suami salah satu WNI yang tinggal di Gujranwala, Punjab.
 
Pemungutan suara di KBRI Islamabad ditutup sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Setelah proses sinkronisasi selesai, kotak suara disegel dan disimpan di titik paling steril dan aman di KBRI Islamabad.
 
Kotak suara akan dibuka kembali saat penghitungan suara, 14 Februari 2024.
 
Baca juga:  Pengalaman Seru WNI Pertama Kali Nyoblos di Los Angeles

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan