Dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 17 Agustus 2021, Taliban meminta para pegawai pemerintahan yang kembali bekerja seperti biasa. Untuk posisi yang kosong, Taliban mendorong para perempuan untuk mencoba masuk dan melamar.
Sikap ini mengindikasikan perubahan dalam haluan Taliban, yang sebelumnya cenderung represif terhadap perempuan.
Setelah Kabul jatuh ke tangan Taliban pada hari Minggu kemarin, banyak warga Afghanistan beramai-ramai mendatangi bandara ibu kota untuk pergi ke negara lain. Kericuhan sempat terjadi pada Senin kemarin, dan menewaskan setidaknya tujuh orang.
Beberapa dari mereka tewas akibat tindakan nekat berpegangan ke sisi pesawat militer Amerika Serikat yang mengudara sehingga akhirnya terjatuh.
Baca: Pesawat Militer AS Evakuasi 640 Warga Afghanistan dari Kabul
Sebelumnya, Taliban telah mendeklarasikan bahwa perang di Afghanistan sudah berakhir. Mereka meminta warga Afghanistan, termasuk di ibu kota Kabul, untuk tidak perlu khawatir akan menjadi target serangan.
Taliban mengatakan akan menunggu hingga pasukan asing benar-benar meninggalkan Afghanistan sepenuhnya sebelum membentuk pemerintahan baru.
Tiongkok mengaku siap menjalin "hubungan bersahabat" dengan Taliban, dan Rusia serta Iran juga sudah memperlihatkan indikasi ke arah yang sama.
Sementara di Washington, Presiden AS Joe Biden membela keputusannya menarik pasukan dari Afghanistan. Ia menuduh pemerinta Afghanistan sudah tidak mau lagi berjuang melawan Taliban.
"Misi militer kita saat ini adalah mengevakuasi warga dan sekutu-sekutu kita (dari Afghanistan) secara aman dan secepat mungkin," tutur Biden.
"Dan saat misi ini berakhir, kita juga akan menyelesaikan penarikan pasukan," sambungnya. Biden telah menetapkan target bahwa misi militer AS di Afghanistan berakhir pada 31 Agustus mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News