Rencana meminta bantuan Qatar muncul saat Taliban menyelesaikan dialog putaran pertama dengan Turki atas isu yang sama, yakni operasional bandara Kabul.
Jumat kemarin, dua pejabat Ankara mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membantu menjalankan bandara Kabul kecuali jika pasukan keamanan Turki diizinkan berada di sana.
Taliban telah menolak proposal Turki untuk menyiagakan pasukan di bandara Kabul. Turki pun menarik pasukan mereka pekan ini menjelang berakhirnya misi Amerika Serikat di Afghanistan pada 31 Agustus mendatang.
Menjelang berakhirnya tenggat waktu, AS terus menggenjot laju evakuasi warga mereka dan juga masyarakat Afghanistan dari bandara Kabul. Evakuasi tetap berlanjut meski Kamis kemarin terjadi ledakan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 180 orang di bandara Kabul.
Baca: AS Lanjutkan Misi Evakuasi dari Afghanistan 'Hingga Momen Terakhir'
Qatar telah memainkan peran penting dalam upaya evakuasi internasional dari Afghanistan yang dipimpin oleh AS. Puluhan ribu pengungsi Afghanistan yang telah dievakuasi dari Kabul diterbangkan ke beberapa instalasi militer di Qatar dan beberapa negara lainnya di Teluk.
Eksodos dari Afghanistan terjadi usai Taliban menguasai Kabul pada 15 Agusus lalu. Banyak warga negara asing dan masyarakat lokal yang ingin melarikan diri karena khawatir akan menjadi target serangan Taliban.
Qatar telah lama membuka hubungan dengan Taliban, namun tidak secara resmi mengakui status kelompok tersebut sebagai penguasa Afghanistan pada periode 1996-2001. Qatar juga belum mengakui status kepemimpinan Taliban saat ini.
Sejak 2013, Taliban telah membuka beberapa kantor di Qatar. Dialog damai yang pernah berlangsung antara delegasi Pemerintah Afghanistan dan Taliban berlangsung di Doha, Qatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News