Dari total korban tewas, 34 di antaranya berasal dari kubu Kirgistan sementara 12 sisanya Tajikistan.
"Lebih dari 100 properti, termasuk sekolah, pertokoan, pos perbatasan, dan kantor polisi, hangus terbakar atau dirusak," kata Kementerian Urusan Darurat Kirgistan, dikutip dari laman BBC pada Senin, 3 Mei 2021.
Bentrokan berdarah ini merupakan yang terparah di perbatasan Kirgistan-Tajikistan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca: Bentrokan Perbatasan Kirgistan-Tajikistan, 13 Orang Tewas
Serangkaian foto BBC memperlihatkan skala kerusakan di beberapa desa Kirgistan. Dinding sebagian rumah terlihat hangus, sedangkan sebagian lainnya tidak lagi memiliki atap atau bahkan sudah rata dengan tanah.
Sekitar 10 ribu orang telah dievakuasi setelah bentrokan meletus di area sengketa sekitar Batken pada Rabu pekan kemarin. Warga Kirgistan dan Tajikistan sempat terlibat aksi saling melempar batu usai sejumlah kamera pengawas dipasang di sebuah fasilitas penyaluran air.
Seorang warga Kirgistan di desa Maskat yang berbatasan dengan Tajikistan, Rakhat Esenova, mengaku kehilangan rumahnya dalam bentrokan kali ini.
"Kami tinggal di rumah ini dengan membawa sebuah harapan. Saya berharap anak-anak dan cucu saya bisa tumbuh besar di sini," tutur Rakhat.
"Tapi kenapa mereka melakukan ini kepada kami?" ungkapnya.
Kementerian Dalam Negeri Kirgistan mengaku telah membuka investigasi kriminal terkait aksi kekerasan di perbatasan. Kementerian juga akan menyelidiki tuduhan terjadinya pembunuhan dan aktivitas melintasi perbatasan secara ilegal.
Kedua negara telah mencapai perjanjian gencatan senjata pada Sabtu malam, yang terlihat tetap bertahan pada hari Minggu kemarin. Bentrokan terbaru ini difokuskan pada beberapa fasilitas penyaluran air di wilayah yang sama-sama diklaim Kirgistan dan Tajikistan.
Seperti banyak wilayah lainnya di Asia Tengah, perbatasan dua negara biasanya rentan dilanda konflik dalam 30 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News