Ini menjadi pertempuran terburuk di sepanjang perbatasan yang disengketakan dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian Kesehatan Kirgistan mengatakan, dalam sebuah pernyataan, mereka mencatat 134 korban. 13 diantara korban tewas dan dua orang dalam kondisi luka parah.
"Seorang gadis kelahiran 2008 termasuk di antara korban jiwa," kata kementerian, dilansir dari The Defense Post, Jumat, 30 April 2021.
Lebih dari 10 ribu warga telah dievakuasi dari dua distrik yang berbatasan dengan Tajikistan. Pemerintah wilayah Batken Kirgisstan mengatakan warganya telah ditempatkan di titik-titik yang diatur secara khusus oleh pemerintah pusat, atau mengunjungi kerabat mereka.
Militer kedua negara mulai baku tembak pada Kamis, 29 April 2021. Namun, pada hari yang sama gencatan senjata diumumkan Kementerian Luar Negeri Kirgistan mulai pukul 21.00 waktu setempat. Setelah gencatan senjata diumumkan, angkatan bersenjata kembali ke pangkalan mereka.
Tajikistan mengakui gencatan senjata dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh layanan informasi negara. Mereka mengatakan, kedua belah pihak mencapai kesepakatan bersama untuk mengakhiri konflik bersenjata untuk menarik personel dan peralatan militer kembali ke pangkalan.
Seorang perwakilan polisi di wilayah Batken Kirgistan mengatakan penembakan terus berlanjut pada malam hari.
"Tapi tidak intensif, dan terjadi antara unit militer dengan warga sipil," katanya.
Bentrokan di dua negara miskin itu menjadi yang terparah dalam beberapa tahun. Dikhawatirkan bentrokan akan meningkat dan menjadi konflik meluas.
Lebih dari sepertiga perbatasan mereka diperdebatkan, termasuk daerah di sekitar daerah kantong Tajik di Vorukh.
Komite keamanan Tajikistan menuding tentara Kirgistan menembaki pasukan Tajik terlebih dahulu. Hal ini dinilai menjadi penyebab bentrokan terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News