Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Foto: AFP
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Foto: AFP

KTT ASEAN-Australia Kecam Ancaman dan Penggunaan Kekuatan di Kawasan

Fajar Nugraha • 04 Maret 2024 12:29
Melbourne: Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Australia yang berkumpul di Melbourne hari ini. Mereka diperkirakan akan mengecam ‘ancaman atau penggunaan kekuatan’ untuk menyelesaikan perselisihan di wilayah tersebut, sebuah pukulan kolektif terhadap Tiongkok.
 
“Kami berjuang untuk mewujudkan kawasan di mana kedaulatan dan integritas wilayah dihormati,” demikian isi rancangan pernyataan bersama ASEAN-Australia yang diperoleh AFP, Senin 4 Maret 2024.
 
“Kami berjuang untuk mewujudkan kawasan di mana perbedaan dikelola melalui dialog yang saling menghormati, bukan ancaman atau penggunaan kekerasan,” isi dari pernyataan itu.

Sikap agresif Beijing di Laut China Selatan diperkirakan akan menonjol dalam diskusi yang berlangsung selama tiga hari.
 
Baca: Australia Siap Investasikan Rp656 Miliar untuk Keamanan Asia Tenggara.

 
Sengketa wilayah di koridor perdagangan penting telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan Tiongkok menunjukkan kegigihannya di wilayah yang juga diklaim oleh anggota ASEAN seperti Filipina dan Vietnam.
 
“Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk membentuk kawasan yang ingin kita bagi bersama: damai, stabil dan sejahtera,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
 
“Hal ini menjadi lebih penting dari sebelumnya mengingat karakter kawasan ini sedang menghadapi tantangan,” ucap Penny Wong.
 
“Kita menghadapi tindakan-tindakan yang menimbulkan destabilisasi, provokatif dan koersif, termasuk perilaku tidak aman di laut dan udara serta militerisasi di wilayah-wilayah yang disengketakan,” ungkapnya.
 
Pembicaraan juga diperkirakan akan fokus pada kerja sama ekonomi, karena negara-negara seperti Filipina dan Australia berupaya melindungi perekonomian mereka dari pembalasan Tiongkok.

Perdagangan dan keamanan

Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan kepada AFP bahwa ketahanan ekonomi adalah bagian penting untuk memastikan keamanan dan kedaulatan ditegakkan.
 
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Manalo mengatakan Filipina berharap dapat meluncurkan perundingan perjanjian perdagangan bebas formal dengan Uni Eropa ‘segera’.
 
“Filipina fokus untuk menciptakan keamanan ekonomi dan ketahanan ekonomi yang lebih besar, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap keamanan nasional Anda sendiri,” sebut Manalo.
 
“Apa yang sebenarnya kami tuju adalah gagasan tentang ketahanan ekonomi yang lebih besar,” imbuh Manalo, seraya menggarisbawahi pentingnya kemampuan beradaptasi terhadap ‘perubahan mendadak’, baik yang disebabkan oleh manusia atau alam.

Dampak besar perubahan iklim

Kebutuhan energi di Asia Tenggara sebagian besar dipenuhi oleh bahan bakar fosil, sementara Australia masih menjadi salah satu eksportir gas dan batu bara termal yang menimbulkan polusi terbesar di dunia.
 
Kedua negara semakin bersemangat untuk beralih ke energi terbarukan, dengan memanfaatkan manfaat alam, seperti cadangan mineral penting yang melimpah.
 
“Negara-negara ASEAN membutuhkan lebih banyak energi jika mereka ingin terus mengembangkan perekonomiannya,” kata Rahman Yaacob, analis regional di Lowy Institute Australia.
 
“Australia bisa menjadi sumber energi tersebut,” ucap Yaacob.
 
Indonesia dan Filipina adalah dua produsen nikel terbesar di dunia, yang merupakan bahan utama dalam produksi baterai untuk mobil listrik.
 
Logam baterai penting lainnya, litium, ditemukan dalam jumlah besar yang tersebar di seluruh Australia.
 
Jakarta dan Canberra telah mulai menjajaki bagaimana mereka dapat menggabungkan keunggulan-keunggulan ini untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan