Gempa bumi dahsyat terjadi di saat Afghanistan masih dilanda krisis ekonomi, yang diperparah berbagai sanksi internasional sejak Taliban berkuasa kembali di negara tersebut pada 2021.
Tim respons darurat Afghanistan sudah dilanda masalah kekurangan personel, bahkan sebelum Taliban menggulingkan pemerintahan pusat di Kabul.
Anas Haqqani, seorang pejabat senior Taliban, mengatakan bahwa "pemerintah sedang bekerja sesuai kapabilitas" saat ini.
"Gempa bumi tadi malam telah menyebakan kerugian personal dan finansial bagi masyarakat Paktika dan Khost. Semua Allah memberikan surga kepada korban tewas, dan semoga korban luka dapat segera sembuh," tulis Haqqani via Twitter, dikutip dari laman aljazeera.
"Kami berharap komunitas internasional dan agensi-agensi kemanusiaan bersedia membantu kami di tengah situasi buruk ini," sambungnya.
Seruan minta tolong juga telah disampaikan Bilal Karimi, deputi juru bicara pemerintahan Afghanistan bentukan Taliban via Twitter. "Kami meminta semua agensi bantuan untuk mengirim tim ke lokasi kejadian secepatnya demi mencegah bencana lebih lanjut," tulisnya.
Tiongkok, salah satu negara sahabat Afghanistan, telah menyampaikan kesediaan untuk membantu. Komitmen bantuan disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin.
Menurut Wang, Afghanistan adalah negara tetangga yang bersahabat, dan Tiongkok pun dengan senang hati akan membantu. Ia mengatakan sejauh ini tidak ada laporan warga Tiongkok yang menjadi korban tewas atau luka di Afghanistan.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri juga mengonfirmasi bahwa sejauh ini tidak ada laporan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa Afghanistan.
Baca: Tak Ada Laporan WNI Jadi Korban Gempa di Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News