Surat itu, yang dikonfirmasi juru bicara Kementerian Ekonomi Abdulrahman Habib, mengatakan bahwa pegawai perempuan di semua LSM di Afghanistan tidak boleh bekerja sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Mengutip dari laman France 24, Taliban beralasan bahwa beberapa LSM tidak mematuhi interpretasi pemerintah tentang aturan berpakaian Islami bagi karyawan perempuan.
Belum jelas apakah perintah itu berlaku untuk sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang memiliki kehadiran besar di Afghanistan.
Larangan terbaru ini terjadi beberapa hari setelah Taliban memerintahkan universitas untuk melarang masuk semua perempuan. Perintah itu memicu kecaman global dan juga unjuk rasa di sejumlah wilayah di Afghanistan.
Sebelumnya, Taliban telah memasang kawat berduri di setidaknya satu universitas di Kabul untuk menghalau perempuan agar tak bisa masuk ke area kampus. Penjaga bersenjata api juga disiagakan di pintu gerbang untuk memastikan tidak ada perempuan yang bisa masuk.
Sebuah video memperlihatkan sejumlah perempuan yang menangis dan saling berpelukan di luar sebuah universitas di Kabul, Afghanistan.
"Taliban menggunakan kawat berduri dan penjaga bersenjata api untuk mencegah perempuan memasuki univrsitas. Namun terlepas dari intimidasi, mereka semua berunjuk rasa bersama pria-pria Afghanistan, mendesak agar para perempuan diberikan hak dasar mereka," tulis koresponden BBC via Twitter, Yalda Hakim.
Baca: Taliban Gunakan Kawat Berduri untuk Halau Perempuan dari Universitas
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News