India memiliki batalion beranggotakan 903 orang di Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan merupakan penyumbang terbesar ketiga bagi pasukan penjaga perdamaian ini yang terdiri dari personel dari 50 negara.
Tidak ada korban yang dilaporkan dari pasukan India yang bermarkas di Lebanon dalam serangan Israel, yang menurut UNIFIL telah mengenai markas besarnya di Naqoura dan posisi-posisi di dekatnya di Lebanon selatan, yang menuai kecaman dari beberapa ibu kota negara-negara barat.
Mandat UNIFIL
Tanggapan India datang pada Jumat sore setelah beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), telah menyatakan keprihatinan atas penargetan pasukan perdamaian PBB.“Lokasi bernaungnya (misi) PBB harus dihormati oleh semua pihak, dan langkah-langkah yang tepat harus diambil untuk memastikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB dan kesucian mandat mereka,'' kata Kementerian Luar Negeri India dan dilansir The Telegraph Online, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Pernyataan Kemenlu India disampaikan hampir bersamaan dengan serangan ketiga Israel di Lebanon dalam tiga hari terakhir.
"Pasukan Israel menembaki menara pengawas yang digunakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada hari Jumat, melukai dua orang, kata seorang sumber PBB. Satu hari sebelumnya, serangan Israel juga melukai dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL.
UNIFIL hadir di Lebanon selatan untuk mendukung pemulihan stabilitas di bawah mandat Dewan Keamanan setelah, Israel menarik diri dari negara itu pada 1978. Mandat tersebut telah diubah dua kali mengingat adanya konflik berikutnya di sepanjang Garis Biru.
Baca juga: Serangan Israel ke Markas UNIFIL dan Lukai Dua TNI Harus Diselidiki
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News