Pada Minggu, 17 Maret 2024 kemarin, pesawat Pakistan membombardir rumah-rumah warga sipil di provinsi Khost dan Paktika, yang berada dekat perbatasan Pakistan. Hal ini disampaikan juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam pernyataan, dilansir dari France24, Senin, 18 Maret 2024.
"Pemerintah Taliban mengutuk keras serangan ini dan menyebut tindakan sembrono ini sebagai pelanggaran dan serangan terhadap kedaulatan Afghanistan," sambungnya.
Serangan itu terjadi setelah tujuh tentara Pakistan tewas dalam serangan di wilayah Pakistan pada hari Sabtu, yang mana Presiden negara itu Asif Ali Zardari bersumpah akan membalasnya.
“Pakistan telah memutuskan bahwa siapa pun yang memasuki perbatasan, rumah, atau negara kami dan melakukan teror, kami akan merespons mereka dengan tegas, tidak peduli siapa orangnya atau dari negara mana,” katanya saat menghadiri salat jenazah para prajurit, yang juga dihadiri oleh seorang Letnan Kolonel.
Daerah di sepanjang perbatasan telah lama menjadi benteng bagi kelompok-kelompok militan seperti kelompok Taliban di Pakistan, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang beroperasi di perbatasan yang rawan dengan Afghanistan.
Para analis mengatakan militan di bekas wilayah kesukuan semakin berani sejak Taliban kembali berkuasa, dan TTP semakin melancarkan kampanye melawan pejabat keamanan.
Taliban membantah menampung militan Pakistan.
Pada 2022, otoritas Taliban mengatakan helikopter militer Pakistan melakukan serangan di sepanjang perbatasan Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 47 orang.
TTP mengeluarkan pernyataan resmi yang menyangkal bahwa serangan hari Senin menargetkan kelompok tersebut, dan mengatakan bahwa anggota mereka beroperasi dari dalam Pakistan.
Namun, sumber TTP yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama karena tidak berwenang berbicara kepada media mengatakan serangan di Paktika dan Khost menyebabkan sedikitnya sembilan orang tewas.
“Sebuah rumah telah diserang dimana dua wanita dan tujuh anak terbunuh dan seorang anak terluka” di distrik Barmal di Paktika.
"Pemboman di kawasan Pasa Mela di Khost juga memakan korban jiwa," pungkasnya.
Baca juga: Sejumlah Perempuan Afghanistan Berdemo Menentang Pembatasan Taliban
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News