Presiden Tiongkok Xi Jinping akui susahnya cari solusi untuk krisis Ukraina. (AFP)
Presiden Tiongkok Xi Jinping akui susahnya cari solusi untuk krisis Ukraina. (AFP)

Xi Jinping Akui Solusi Krisis Ukraina Tidak Mudah

Marcheilla Ariesta • 20 Maret 2023 20:56
Moskow: Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan, proposal Beijing terkait penyelesaian krisis Ukraina mencerminkan pandangan global. Ia menambahkan, berusaha untuk menetralisir konsekuensinya, tetapi mengakui bahwa solusinya tidak mudah.
 
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan menjelang kunjungannya ke Moskow, Xi juga menyerukan "pragmatisme" di Ukraina.
 
Proposal Tiongkok adalah makalah berisi 12 poin yang dirilis bulan lalu. Proposal ini mewakili "sebanyak mungkin kesatuan pandangan masyarakat dunia", tulis Xi dalam artikel di Rossiiskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia.

"Dokumen tersebut berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralkan konsekuensi krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah yang kompleks tidak memiliki solusi yang sederhana," ucap Xi, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 20 Maret 2023.
 
XI berusaha menghadirkan Tiongkok sebagai pembawa perdamaian global dan memproyeksikannya sebagai kekuatan besar yang bertanggung jawab. Di kepemimpinannya, Tiongkok secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina, sambil mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.
 
Baca juga: Keluar Surat Tangkap untuk Putin, Tiongkok: ICC Hindari Standar Ganda
 
Amerika Serikat dan NATO baru-baru ini menuduh Beijing mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia dan memperingatkan Beijing agar tidak melakukan tindakan semacam itu. Tiongkok menampik tuduhan itu.
 
Resolusi damai untuk situasi di Ukraina, tulis Xi, juga akan "memastikan stabilitas produksi global dan rantai pasokan".
 
Dia menyerukan "jalan keluar rasional" dari krisis ini. Jalan itu akan "ditemukan jika setiap orang dipandu oleh konsep keamanan bersama, komprehensif, bersama dan berkelanjutan, dan melanjutkan dialog dan konsultasi dengan cara yang setara, bijaksana dan pragmatis".
 
Xi mengatakan, perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara. "Demi kemitraan menyeluruh dan interaksi strategis di dunia yang terancam oleh tindakan hegemoni, despotisme, dan perundungan," kata Xi.
 
"Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara. Solidaritas global dan perdamaian tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia," pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan