Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Australia sangat prihatin atas tuduhan bahwa staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) terlibat dalam serangan kelompok pejuang Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober tahun lalu.
"Australia akan berhubungan erat dengan UNRWA dalam penyelidikan dan berkonsultasi dengan mitra internasional. Sementara hal tersebut berjalan, kami akan menghentikan sementara pencairan dana yang baru-baru ini diumumkan," kata Wong, mengutip dari laman Anadolu Agency.
Pada 16 Januari, Australia mengumumkan bahwa mereka akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai USD21,5 juta bagi mereka yang terkena dampak konflik di Jalur Gaza. Pengumuman baru ini menjadikan total komitmen kemanusiaan Australia untuk Palestina sejak 7 Oktober menjadi lebih dari USD46 juta.
Pernyataan terbaru Wong muncul setelah UNRWA mengumumkan pada Jumat lalu bahwa pihaknya telah memutus kontrak dengan beberapa karyawannya atas dugaan keterlibatan mereka dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Tuduhan Kolusi
UNRWA bukan satu-satunya badan PBB yang menjadi sasaran Israel, yang juga menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).Dalam unggahan di media sosial X pada Jumat lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bereaksi terhadap tuduhan Israel dalam pertemuan Dewan Eksekutif.
"WHO membantah tuduhan Israel dalam pertemuan Dewan Eksekutif kemarin bahwa WHO ‘berkolusi’ dengan Hamas dan ‘menutup mata’ terhadap penderitaan para sandera yang ditahan di Gaza," kata Tedros.
"Klaim palsu seperti itu berbahaya, dan dapat membahayakan staf kami yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melayani kelompok rentan."
"Sebagai badan PBB, WHO tidak memihak dan berupaya demi kesehatan dan kesejahteraan semua orang," tegas Tedros.
Baca juga: Putus Asa, Ribuan Warga Gaza Ambil Barang Kebutuhan di Gudang UNRWA
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News