Dahal, mantan pemberontak Maoist, dilantik sebagai PM Nepal pada Senin malam di Sheetal Niwas, kompleks kepresidenan di ibu kota Kathmandu.
Pelantikan dilakukan usai Dahal membentuk pemerintah koalisi pada Minggu malam di hadapan Presiden Nepal Bidya Devi Bhandari setelah partainya keluar dari aliansi pra-pemilu dengan Kongres Nepal.
Nepal menggelar pemilu pada 20 November lalu untuk memilih wajah-wajah baru di parlemen yang berisikan total 275 kursi. Sebuah partai atau aliansi di Nepal harus mendapatkan minimal 138 kursi untuk membentuk pemerintahan.
Koalisi pimpinan Dahal terlihat mendapat dukungan dari setidaknya 170 anggota parlemen di majelis rendah parlemen.
Sementara itu, peran dari mantan PM KP Sharma Oli dalam menyatukan partai yang terpecah dipandang sebagai peristiwa monumental. Kedua kubu menyepakati perjanjian berbagi kekuasaan pada Sabtu kemarin, dengan Dahal kembali menjabat posisi PM Nepal untuk kali ketiga.
Dahal akan memimpin pemerintahan di Nepal untuk paruh pertama periode lima tahun dengan dukungan dari UML dan belasan partai lainnya. Ia diharuskan memperlihatkan mayoritasnya di parlemen dalam 30 hari ke depan usai pelantikan.
Menurut Komisi Elektoral Nepal, sekitar 18 juta warga terdaftar sebagai pemilih di negara tersebut. Nepal pernah memiliki 10 pemerintahan berbeda sejak penghapusan monarki berusia 239 tahun pada 2008.
Total 10,05 juta orang telah mengikuti pemilu Nepal bulan lalu, atau berkisar 61 persen dari semua pemilih terdaftar.
Baca: Bubarkan Pedemo Kenaikan Harga BBM, Polisi Nepal Tembakkan Gas Air Mata
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News