Demo ini menjadi tanda meningkatnya ketidakpuasan publik atas kenaikan inflasi.
Perusahaan milik negara Nepal Oil Corporation (NOC) hari ini, Selasa, 21 Juni 2022 menaikkan harga satu liter bensin dan solar, masing-masing sebesar 12 dan 16 persen. Hal ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga yang lebih luas.
Sekitar 100 pengunjuk rasa dari All Nepal National Free Student Union (ANNFSU), sayap mahasiswa dari oposisi utama Partai Komunis Nepal (Unified Marxist-Leninist) bentrok dengan polisi setelah mereka dihentikan dari unjuk rasa di Kathmandu.
"Ini adalah tindakan pemerintah yang tidak bertanggung jawab," kata Girish Thagunna, seorang pengunjuk rasa, dilansir dari Malay Mail.
"Ini salah dan harus ditarik secepatnya," sambung dia.
Seorang pejabat kepolisian Nepal, Dinesh Mainali mengatakan, pengunjuk rasa melemparkan batu dan merusak kendaraan polisi. Namun, tidak ada korban luka atau penangkapan dalam demo ini.
Saat ini, tarif angkutan umum dan kendaraan di Nepal naik hingga 7,7 persen, menyusul kenaikan harga bahan bakar.
Sebanyak 29 juta orang Nepal menghadapi lonjakan harga pangan dan energi yang meningkatkan risiko kerusuhan. Inflasi meningkat ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir, sebesar 7,87 persen pada pertengahan Mei lalu.
Menteri Pasokan Dilendra Prasad Badu mengatakan, kenaikan itu diperlukan karena kenaikan harga minyak global. Selain itu, kenaikan menjadi satu-satunya cara untuk membantu NOC membayar impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News