Pyongyang: Adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-Jong menyebut menteri pertahanan Korea Selatan (Korsel) sebagai ‘bajingan’ karena berbicara tentang serangan pendahuluan ke Korea Utara (Korut). Dia memperingatkan bahwa Korea Selatan mungkin menghadapi "ancaman serius".
Pernyataan Kim Yo-Jong muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Korea yang bersaing atas serentetan uji coba senjata Korea Utara tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua pertamanya dalam lebih dari empat tahun. Beberapa ahli mengatakan, pernyataannya bisa menandakan bahwa Korea Utara akan segera melakukan tes senjata yang lebih signifikan dan mengambil sikap garis keras terhadap Korea Selatan.
Uji coba ICBM pada 24 Maret lalu, dianggap telah melanggar moratorium empat tahun Korea Utara pada uji coba senjata besar. Ini merupakan hal yang memalukan bagi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang telah mendorong keras untuk mencapai rekonsiliasi yang lebih besar antara negara-negara dan menemukan resolusi damai untuk krisis nuklir Korea Utara.
Dalam kunjungan ke komando rudal strategis negara itu pada Jumat, Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook mengatakan bahwa Korea Selatan memiliki kemampuan dan kesiapan untuk meluncurkan serangan presisi ke Korea Utara jika mendeteksi bahwa Korea Utara bermaksud untuk menembakkan rudal ke Korea Selatan.
Menurutnya, Seoul telah lama mempertahankan strategi serangan pendahuluan untuk mengatasi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara yang semakin meningkat. Tetapi ucapannya ini sangat tidak biasa bagi seorang pejabat senior Seoul di bawah pemerintahan Moon untuk membahasnya secara terbuka.
Kim Yo-Jong, mengeluarkan retorika yang diarahkan pada Suh dan ancaman terhadap Seoul.
"Pria yang tidak masuk akal dan seperti sampah berani menyebutkan 'serangan pencegahan' di negara senjata nuklir," kata Kim Yo-Jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, seperti dikutip VOA, Senin 4 April 2022.
“Korea Selatan mungkin menghadapi ancaman serius karena pernyataan sembrono yang dibuat oleh menteri pertahanannya,” tegasnya.
“Korea Selatan harus mendisiplinkan diri jika ingin mencegah bencana,” katanya.
Pernyataan Kim Yo-Jong muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Korea yang bersaing atas serentetan uji coba senjata Korea Utara tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua pertamanya dalam lebih dari empat tahun. Beberapa ahli mengatakan, pernyataannya bisa menandakan bahwa Korea Utara akan segera melakukan tes senjata yang lebih signifikan dan mengambil sikap garis keras terhadap Korea Selatan.
Uji coba ICBM pada 24 Maret lalu, dianggap telah melanggar moratorium empat tahun Korea Utara pada uji coba senjata besar. Ini merupakan hal yang memalukan bagi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang telah mendorong keras untuk mencapai rekonsiliasi yang lebih besar antara negara-negara dan menemukan resolusi damai untuk krisis nuklir Korea Utara.
Dalam kunjungan ke komando rudal strategis negara itu pada Jumat, Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook mengatakan bahwa Korea Selatan memiliki kemampuan dan kesiapan untuk meluncurkan serangan presisi ke Korea Utara jika mendeteksi bahwa Korea Utara bermaksud untuk menembakkan rudal ke Korea Selatan.
Menurutnya, Seoul telah lama mempertahankan strategi serangan pendahuluan untuk mengatasi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara yang semakin meningkat. Tetapi ucapannya ini sangat tidak biasa bagi seorang pejabat senior Seoul di bawah pemerintahan Moon untuk membahasnya secara terbuka.
Kim Yo-Jong, mengeluarkan retorika yang diarahkan pada Suh dan ancaman terhadap Seoul.
"Pria yang tidak masuk akal dan seperti sampah berani menyebutkan 'serangan pencegahan' di negara senjata nuklir," kata Kim Yo-Jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, seperti dikutip VOA, Senin 4 April 2022.
“Korea Selatan mungkin menghadapi ancaman serius karena pernyataan sembrono yang dibuat oleh menteri pertahanannya,” tegasnya.
“Korea Selatan harus mendisiplinkan diri jika ingin mencegah bencana,” katanya.