Pelaksana tugas utusan PBB untuk misi Afghanistan, Markus Potzel. (Wakil KOHSAR / AFP)
Pelaksana tugas utusan PBB untuk misi Afghanistan, Markus Potzel. (Wakil KOHSAR / AFP)

Utusan PBB Bertemu Menteri Pendidikan Taliban, Bahas Larangan Perempuan Kuliah

Willy Haryono • 08 Januari 2023 09:14
Kabul: Seorang utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertemu Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan di bawah kelompok Taliban dalam mendiskusikan larangan kuliah bagi perempuan. Markus Potzel adalah pejabat internasional pertama yang bertemu menteri Taliban sejak larangan terhadap perempuan untuk berkuliah diterapkan di akhir 2022.
 
Pada 20 Desember, Taliban memerintahkan semua universitas negeri dan swasta untuk menutup pintu bagi perempuan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Langkah tersebut memicu kecaman internasional, termasuk dengan negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Qatar dan Turki.
 
Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan bentukan Taliban Nida Mohammad Nadim membela penerapan larangan, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut diperlukan demi menghindari pencampuran gender di kampus. Ia meyakini ada sejumlah mahasiswa dan mahasiswi yang melanggar prinsip-prinsip agama Islam.

Aturan mengenai kuliah diikuti aturan serupa, yaitu larangan bagi perempuan untuk bekerja di lembaga swadaya masyarakat (LSM / NGO) lokal dan internasional. Larangan tersebut kembali memicu kecaman global, dan sejumlah LSM memutuskan menangguhkan operasional mereka di Afghanistan.
 
Misi PBB di Afghanistan mengatakan bahwa Potzel menyerukan pencabutan beberapa larangan tersebut dalam pertemuannya dengan Nadim. Ia mengatakan bahwa Afghanistan sedang memasuki periode krisis baru.
 
"Larangan Taliban terhadap sektor pendidikan dan pekerjaan perempuan di agensi-agensi bantuan akan berdampak buruk kepada semua masyarakat Afghanistan," sebut misi PBB, mengutip dari laman nzherald.co.nz, Minggu, 8 Januari 2023.
 
Nadim mengatakan kepada Potzel bahwa kementeriannya sedang bekerja untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan masyarakat Afghanistan, dengan perlindungan dari nilai-nilai Islami dan nasional.
 
Ia juga mengatakan bahwa sejumlah pihak telah mengkritik implementasi urusan Islam di Afghanistan, dengan menggunakan edukasi sebagai sebuah argumen demi mencapai "tujuan jahat" mereka.
 
"Kami perlu memastikan tidak ada tempat bagi mereka untuk mengkritik, dan di waktu bersamaan, memenuhi keinginan masyarakat Afghanistan yang telah berkorban demi aturan Islam dan implementasi hukum syariah di negara ini," sebut Nadim kepada Potzel.
 
Nadim juga mengatakan bahwa pemimpin Afghanistan tidak akan menerima permintaan siapa pun dalam bentuk tekanan terhadap prinsip-prinsip Islam.
 
Potzel berterima kasih kepada Nadim atas kesediaannya meluangkan waktu, dan mengatakan bahwa pendidikan tinggi di negara mana pun memiliki dampak langsung terhadap situasi ekonomi dari negara tersebut.
 
Dalam pertemuan tersebut, Potzel berjanji untuk bekerja sama dalam mengembangkan pendidikan tinggi Afghanistan. Ia juga membagikan rencananya kepada Nadim seputar pendidikan perempuan di Afghanistan.
 
Baca:  DK PBB Serukan Kesetaraan Partisipasi Perempuan di Afghanistan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan