"Presiden menghubungi saya melalui telepon dan mengatakan bahwa dia akan memastikan bahwa surat pengunduran dirinya akan saya terima hari ini," ucap Abeywardena, dilansir dari Channel News Asia.
"Saya mengimbau masyarakat untuk memiliki kepercayaan pada proses parlemen yang telah kami uraikan untuk menunjuk presiden baru pada tanggal 20 dan berlangsung damai," sambung dia.
Rajapaksa menghubungi Abeywardena dari Maladewa, tempat ia sekarang berada. Ia melarikan diri di tengah seruan agar dia mundur dan protes yang meluas.
Setelah Rajapaksa kabur, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah ditunjuk sebagai pelaksana tugas (plt) presiden. "Karena ketidakhadirannya dari negara, Presiden Rajapaksa mengatakan kepada saya bahwa dia telah menunjuk perdana menteri untuk bertindak sebagai presiden sesuai dengan konstitusi," katanya.
Baca juga: Setelah Rajapaksa Kabur, PM Sri Lanka Ditunjuk Jadi Plt Presiden
Rajapaksa melarikan diri dari negara itu beberapa jam sebelum dia dijadwalkan untuk mundur. Pelarian dirinya dilakukan di tengah krisis ekonomi yang menghancurkan cengkraman kuat keluarganya di negara pulau itu.
Wickremesinghe menyatakan keadaan darurat ketika beberapa ratus orang mengepung kantornya di Kolombo. Mereka mencoba menerobos kompleks itu dengan melewati polisi yang memakai perlengkapan anti huru hara. Penyerbuan ini dilakukan beberapa jam setelah Wickremesinghe ditunjuk sebagai plt presiden.
Para pengunjuk rasa melihat Wickremesinghe sebagai sekutu klan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan ingin dia segera mundur dari jabatan kenegaraan.
Sebelumnya, Wickremesinghe pernah berjanji untuk mengundurkan diri setelah nantinya terbentuk sebuah pemerintahan interim yang terdiri dari semua partai politik di Sri Lanka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News