Polisi mengatakan, sebuah tim yang terdiri lebih dari 400 polisi dan personel keamanan terlibat dalam operasi tersebut, yang menangkap rekan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang didakwa melakukan pelanggaran terorisme karena menikam Uskup Asyur Mar Mari Emmanuel selama kebaktian gereja yang disiarkan langsung pada 15 April lalu.
Menurut polisi, mereka menahan remaja tersebut karena mereka menimbulkan "risiko yang tidak dapat diterima" bagi masyarakat.
Mereka akan menuduh para remaja tersebut percaya pada ideologi ekstremis kekerasan yang bermotif agama. Lima orang lainnya sedang diperiksa polisi.
“Saya dapat meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada ancaman yang berkelanjutan terhadap masyarakat, dan tindakan yang kami ambil hari ini telah mengurangi risiko apa pun yang akan terjadi di masa depan atau kerugian lebih lanjut,” kata Wakil Komisaris Polisi negara bagian New South Wales, David Hudson, pada konferensi pers setelah penangkapan tersebut, dilansir dari Asia One, Kamis, 25 April 2024.
Polisi mengatakan, operasi sedang berlangsung.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah penikaman massal yang mematikan di Bondi, serangan terhadap Emmanuel dan ketakutan akan serangan lebih lanjut atau pembalasan terhadap komunitas Muslim di kota tersebut telah membuat Sydney yang biasanya damai menjadi gelisah.
Kejahatan senjata dan pisau jarang terjadi di kota ini, salah satu kota yang paling aman di dunia.
Operasi Tim Gabungan Kontra Terorisme (JTT), yang melibatkan 13 penggerebekan di Sydney dan kota regional Goulburn, merupakan upaya gabungan antara polisi negara bagian dan federal serta badan intelijen dalam negeri. Sejumlah besar barang elektronik disita dalam penggerebekan itu, kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Kepala mata-mata dalam negeri Australia pada hari Selasa meminta perusahaan-perusahaan teknologi untuk memberikan mereka akses terhadap pesan-pesan pengguna dalam keadaan terbatas sehingga dapat memerangi ekstremis.
Baca juga: Tikam Uskup, Remaja Australia Didakwa Terorisme
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News