Gedung Putih mencatat sekitar 7.800 orang telah dievakuasi dari Kabul dalam 24 jam terakhir hingga Minggu pagi waktu setempat. Memasuki waktu malam di hari yang sama, tambahan 5.100 orang diterbangkan AS keluar dari wilayah Afghanistan.
Mereka yang dievakuasi merupakan warga negara AS dan juga masyarakat lokal beserta keluarga mereka masing-masing.
Secara keseluruhan, AS telah mengevakuasi 30.300 orang dalam sepekan terakhir. Jika dirunut sejak akhir Juli, sebelum kelompok Taliban menguasai Kabul, sekitar 35.500 orang telah dievakuasi AS dari Afghanistan.
Sementara itu, puluhan ribu orang lainnya masih menunggu 'tumpangan' untuk dapat diterbangkan dari bandara Kabul.
"Setiap orang Amerika yang ingin pulang, pasti akan pulang. Kami juga terus berusaha untuk bekerja sama dengan sekutu Afghanistan kami. Kelompok rentan di Afghanistan juga akan dievakuasi," tutur Biden, dilansir dari Voice of America, Senin, 23 Agustus 2021.
Biden mengatakan, tidak ada pesawat evakuasi dari Kabul yang terbang langsung ke AS. Semua penerbangan dari ibu kota Afghanistan itu harus melakukan transit terlebih dahulu di pangkalan militer beberapa negara.
Sebelum menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam, warga negara non-AS harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan latar belakang dan keamanan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, situasi di bandara Kabul sangat tidak stabil setelah Taliban mengambil alih Afghanistan sepekan lalu. Salah satu ketidakstabilan terlihat dari terjadinya baku tembak di bandara pada Senin ini, yang telah menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya.
Baca: 1 Orang Tewas 3 Terluka dalam Baku Tembak di Bandara Kabul
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News