Kemarin, Australia, Inggris dan Kanada mengikuti jejak AS untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Negeri Tirai Bambu memperingatkan akan ada balasan terkait hal tersebut hari ini, Kamis, 9 Desember 2021.
"AS, Australia, Inggris dan Kanada menggunakan Olimpiade sebagai wadah untuk manipulasi politik yang tidak terpuji dan mengisolasi diri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, dilansir dari Malay Mail, Kamis, 9 Desember 2021.
Baca juga: AS Resmi Umumkan Boikot Diplomatik untuk Olimpiade Beijing 2022
Kelompok-kelompok advokasi mendukung boikot tersebut. Direktur Human Rights Watch Tiongkok, Sophie Richardson menyebutnya sebagai langkah penting untuk menantang kejahatan pemerintah Tiongkok terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lainnya.
Para aktivis mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dan lainnya yang berbahasa Turki, "sebagian besar minoritas Muslim dipenjara di kamp pendidikan ulang di Xinjiang. Tiongkok dituduh mensterilkan perempuan secara paksa dan melakukan kerja paksa.
Beijing mempertahankan kamp-kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan, yang bertujuan untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.
Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan, dia tetap netral secara politik mengenai masalah ini. "Poin pentingnya adalah partisipasi para atlet di Olimpiade," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News