Penduduk setempat yang hancur mengamati kerusakan saat hujan akhirnya mereda, berjalan dengan hati-hati di atas jalan yang hancur melalui jalinan tiang dan kabel listrik yang runtuh.
Baca: Usai Banjir Menerpa, Warga Tiongkok di Henan Bersihkan Puing.
"Saya kehilangan segalanya, semuanya hanyut," kata seorang warga melihat kehancuran yang terjadi, seperti dikutip AFP, Jumat 23 Juli 2021.
Banyak yang hampir tidak makan selama berhari-hari, dengan air, listrik, dan sinyal telepon terputus.
"Mihe dulunya adalah kota yang hidup dan makmur, tetapi sekarang benar-benar hancur," kata seorang mahasiswa berusia 22 tahun yang bermarga Du kepada AFP.
AFP diberi akses langka untuk bergabung dengan misi penyelamatan di Provinsi Henan yang dilanda bencana, bergabung dengan tim besar sukarelawan yang berkendara ratusan kilometer sepanjang malam untuk menawarkan bantuan. Dengan mobil yang penuh dengan makanan, air dan persediaan, tim Blue Sky Rescue tiba di Mihe pada Kamis pagi.

Warga yang melihat kehancuran akibat badai dan banjir. Foto: AFP
Relawan Wang Lang mengatakan, “Mereka tiba di kota itu sebagai tanggapan atas panggilan dari petugas pemadam kebakaran setempat tentang penduduk yang terdampar, dan bekerja dengan pihak berwenang untuk mengevakuasi penduduk dan menemukan mayat".
“Sedikitnya dua orang tewas di rumah mereka di daerah tersebut selama badai,” ucap mereka.
Sejauh ini 33 kematian telah dilaporkan di seluruh Provinsi Henan selama banjir. Tetapi jumlah itu diperkirakan akan meningkat ketika badai mereda dan operasi penyelamatan berlanjut di daerah berpenduduk padat di mana komunikasi sangat terganggu.