Tangki-tangki yang menyimpan air radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi, Fukushima, Jepang. (Philip FONG / AFP)
Tangki-tangki yang menyimpan air radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi, Fukushima, Jepang. (Philip FONG / AFP)

Jepang Memulai Pemeriksaan Akhir Sistem Pelepasan Air Radioaktif Fukushima

Willy Haryono • 28 Juni 2023 23:02
Fukushima: Regulator Jepang telah memulai inspeksi akhir pada sistem yang baru selesai untuk aksi pelepasan kontroversial air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik.
 
Inspeksi dimulai pada hari Rabu ini, 28 Juni 2023, satu hari setelah operator Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) memasang peralatan terakhir yang diperlukan untuk pelepasan air radioaktif -- outlet terowongan bawah laut yang digali untuk membuang limbah sejauh 1 kilometer dari lepas pantai.
 
Dikutip dari Al-Jazeera, TEPCO mengatakan inspektur Otoritas Regulasi Nuklir akan memeriksa peralatan terkait transfer air radioaktif beserta sistem keamanannya sebagai bagian dari inspeksi selama tiga hari.

Izin pelepasan air radioaktif dapat dikeluarkan sekitar seminggu kemudian, dan TEPCO dapat mulai mengalirkan air tak lama setelah itu, meski tanggal pastinya belum ditentukan.
 
Rencana pelepasan air radioaktif mendapat protes keras dari kelompok nelayan setempat yang khawatir akan faktor keselamatan dan rusaknya reputasi wilayah. Pemerintah Jepang dan TEPCO pada 2015 berjanji untuk tidak melepaskan air radioaktif tanpa persetujuan dari komunitas setempat, tetapi banyak dari para nelayan mengatakan bahwa rencana tersebut tidak digubris.
 
Nozaki Tetsu, yang mengepalai Federasi Perikanan Fukushima, menegaskan kembali pada Selasa kemarin bahwa para nelayan belum mendukung rencana pembuangan air limbah radioaktif.
 
Negara tetangga Korea Selatan, Tiongkok, dan beberapa negara Kepulauan Pasifik juga telah menyampaikan kekhawatiran mengenai masalah keamanan.
 
Baca juga:  Tiongkok Dorong Sikap Bertanggung Jawab Jepang atas Air Fukushima
 
Pejabat pemerintah dan utilitas mengatakan bahwa air limbah radioaktif, yang saat ini disimpan di sekitar 1.000 tangki di pabrik, harus dibuang untuk mencegah kebocoran yang tidak disengaja dan memberi ruang untuk penonaktifan pabrik.
 
Mereka mengatakan air yang telah diolah tetapi masih mengandung sedikit radioaktif akan diencerkan ke tingkat yang lebih aman dari standar internasional, dan akan dilepaskan secara bertahap ke laut selama beberapa dekade, sehingga tidak berbahaya bagi manusia dan kehidupan laut.
 
Beberapa ilmuwan mengatakan dampak jangka panjang, paparan radionuklida dosis rendah tidak diketahui sehingga pelepasannya harus ditunda. Sebagian ilmuwan lain mengatakan rencana pelepasan itu relatif aman, tetapi mereka menyerukan lebih banyak transparansi, termasuk mengizinkan pakar luar untuk bergabung dalam pengambilan sampel dan memantau pelepasan.
 
Jepang telah meminta dukungan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mendapatkan kredibilitas dan memastikan bahwa tindakan keselamatan memenuhi standar internasional.
 
IAEA telah mengirimkan beberapa misi ke Jepang sejak awal 2022, dan laporan evaluasi akan segera dirilis, meski organisasi tersebut tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan rencana Negeri Sakura.
 
Kepala IAEA Rafael Mariano Grossi diperkirakan akan mengunjungi Jepang pekan depan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida dan mengunjungi PLTN Fukushima.
 
Gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011 menghancurkan sistem pendingin PLTN Fukushima Daiichi, menyebabkan tiga reaktor mencair dan air pendinginnya terkontaminasi dan mengalami bocor secara terus menerus.
 
Air radioaktif PLTN Fukushima pun dikumpulkan, diolah, dan disimpan dalam tangki, yang akan mencapai kapasitasnya pada awal 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan