Sebar Pesawat, Taiwan Tuduh Tiongkok Sengaja Picu Ketegangan
Fajar Nugraha • 22 September 2020 14:27
Garis median Selat Taiwan telah menjadi perbatasan kontrol informal tetapi sangat dihormati untuk Beijing dan Taipei. Menurut laporan Pemerintah Taiwan dan Amerika Serikat, sebelum akhir pekan, pesawat tempur Beijing hanya sengaja melintasinya tiga kali sejak 1999, sekali pada Maret 2019, sekali pada Februari tahun ini, dan sekali lagi saat kunjungan oleh Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar pada Agustus tahun ini.
Pada Jumat dan Sabtu, total 37 pesawat Tiongkok dari berbagai jenis, mulai pesawat pengebom H-6, pesawat tempur J-10, J-11 dan J-16, dan pesawat perang antikapal seram Y-8 melintasi garis median.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "mengeluarkan peringatan radio, mengacak pesawat dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau kegiatan tersebut."
“Tindakan seperti itu akan membuat negara-negara lain di kawasan lebih sadar akan ancaman yang ditimbulkan oleh Tiongkok,” tegas Presiden Tsai.
Pada hari Senin, Beijing mengatakan pasukannya beroperasi secara legal. "Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok, dan tidak ada yang disebut garis median,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin.
Ancaman kekuatan
AS telah mempertahankan hubungan dekat dengan Taiwan sejak pulau itu terpisah dari daratan Tiongkok pada tahun 1949 setelah berakhirnya perang saudara. Tetapi sejak Washington dan Beijing menjalin hubungan diplomatik formal pada 1979, AS sebagian besar menahan diri untuk mengirim pejabat tingkat tinggi ke Taipei agar tidak memusuhi pemerintah Tiongkok.
Pemimpin Tiongkok, Presiden Xi Jinping, telah jelas dalam ambisinya untuk "menyatukan kembali" pulau itu dengan daratan, dan telah menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan, meskipun Partai Komunis China yang berkuasa tidak pernah menggunakan kendali langsung atas Taiwan.
Komando Wilayah Timur dari Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat mengatakan bahwa latihan baru-baru ini diperlukan karena "situasi saat ini di seberang Selat Taiwan."
Seorang juru bicara menambahkan bahwa pasukan Tiongkok memiliki "kepercayaan diri dan tekad untuk menggagalkan setiap upaya oleh siapa pun atau kekuatan untuk melakukan kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dalam bentuk apapun."