"Semua transaksi bisnis harus dilakukand dengan mata uang Afghani. Tidak benar jika ada informasi yang menyebutkan penggunaan rupee Pakistan dalam transaksi perdagangan utama," tulis akun tersebut, dilansir dari laman Tass, Minggu, 12 September 2021.
Mengenai perdagangan dan bidang-bidang lainnya, Taiban menegaskan bahwa mereka tidak akan mengambil keputusan yang dapat menyebabkan "kerusakan material maupun kepentingan moral negara."
Kamis kemarin, pemerintah Pakistan memutuskan memakai mata uang rupee dalam bertransaksi dengan Afghanistan. Keputusan ini diambil karena Afghanistan kekurangan mata uang dolar terkait pembekuan dana yang sebelumnya dialokasikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Sabtu kemarin, Taliban mengibarkan bendera mereka di istana kepresidenan Afghanistan di Kabul. Pengibaran bendera bertepatan dengan peringatan 20 tahun peristiwa 9/11 di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Prosesi pengibaran bendera disaksikan langsung Mohammad Hassan Akhund, perdana menteri pemerintahan interim Afghanistan.
"Berkibarnya bendera Taliban menandai dimulainya pemerintahan baru," ucap Ahmadullah Muttaqi, kepala multimedia komisi kebudayaan Taliban.
Baca: Peringatan 9/11, Bendera Taliban Berkibar di Istana Afghanistan
Komposisi pemerintahan interim Afghanistan, yang semuanya terdiri dari laki-laki, telah diumumkan pekan ini. Komunitas internasional kecewa dengan pemerintahan interim Afghanistan, karena Taliban sempat menjanjikan jajaran inklusif yang seharusnya juga meliputi tokoh perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News