Negar dikabarkan tengah hamil saat pembunuhan terjadi. Menurut laporan media lokal, dua mantan pejabat pemerintahan Afghanistan yang menolak disebutkan namanya mengonfirmasi kejadian tersebut.
"Kami khawatir atas nasib para perempuan yang pernah bekerja untuk kepolisian atau di direktorat urusan perempuan," ucap Hakimi kepada kantor berita DPA, Minggu, 5 September 2021.
"Taliban telah berulang kali mengancam dan memperingatkan mereka," sambungnya tanpa mengelaborasi lebih lanjut.
Menurut Hakimi, Taliban tidak menepati salah satu janji mereka usai menguasai Kabul pada 15 Agustus. Salah satu janji itu adalah pemberian "amnesti umum" bagi seluruh masyarakat Afghanistan.
Sejauh ini, Taliban belum ada merespons tudingan yang dilontarkan Hakimi.
Serangkaian foto yang didapat sejumlah wartawan lokal memperlihatkan sosok diduga jasad Negar. Dalam sebuah video yang belum dapat diverifikasi, seorang remaja yang mengaku sebagai anak Negar mengatakan bahwa tiga pria memasuki rumah mereka dan membunuh sang ibu.
"Ibu saya sedang hamil delapan bulan," ujar remaja tersebut. "Pemerintah harus mencari tahu apakah mereka ini Taliban, Daesh, atau lainnya," lanjut dia, merujuk pada akronim Islamic State (ISIS) dalam bahasa Arab.
Selain amnesti umum, Taliban juga mengucapkan sejumlah janji lain, di antaranya pembentukan pemerintahan inklusif, perlindungan hak-hak perempuan, jaminan akses aman bagi mereka yang ingin pergi dari Afghanistan, dan juga komitmen mengamankan penyaluran bantuan kemanusiaan.
Baca: Taliban Lepaskan Tembakan dalam Unjuk Rasa Perempuan di Kabul
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News