Sejak merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus, Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan inklusif dan juga melindungi hak-hak perempuan. Taliban berjanji akan membolehkan perempuan untuk bekerja dan bersekolah, bahkan berkuliah.
Namun banyak warga Afghanistan, terutama permepuan, yang skeptis terhadap janji Taliban. Sejak pertengahan Agustus, media ITV News telah beberapa kali melaporkan dugaan penyiksaan yang dilakukan Taliban terhadap perempuan.
Dilansir dari laman ITV, Minggu, 5 September 2021, unjuk rasa perempuan di Kabul pada Sabtu kemarin dimulai dengan damai.
Baca: Perempuan Afghanistan Turun ke Jalan Menuntut Kesetaraan Hak
Para demonstran meletakkan karangan bunga di luar gedung Kementerian Pertahanan Aghanistan dalam mengenang prajurit yang tewas dalam perang melawan Taliban.
Dari gedung Kemenhan Afghanistan, pengunjuk rasa berjalan menuju istana kepresidenan. Setibanya di sana, belasan militan Taliban berlari ke arah massa dan mulai melepaskan tembakan ke udara. Demonstran pun berhamburan membubarkan diri.
Seorang perempuan yang ikut dalam unjuk rasa mengaku melihat adanya penggunaan gas air mata oleh Taliban.
Dalam dua pekan terakhir, jajaran petinggi Taliban terus menggelar pertemuan internal dalam upaya membentuk pemerintahan baru. Taliban berjanji pemerintahan mendatang akan diisi jajaran tokoh yang meliputi semua elemen dan etnis Afghanistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News