Beberapa hari lalu, terdapat kabar bahwa Menteri Urusan Kelistrikan Irak Majid Mahdi Hantoush telah mengundurkan diri di tengah minimnya pasokan listrik yang diterima masyarakat.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dikabarkan menyetujui pengunduran diri Hantoush.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berbarengan dengan pengunduran diri Hantoush, Perusahaan Distribusi Listrik di wilayah selatan Irak mengumumkan penutupan semua pembangkit listrik di wilayah selatan tanpa menyebutkan alasannya.
Otoritas Kelistrikan Maysan di Irak juga mengumumkan bahwa pasokan listrik di empat provinsi, Dhi Qar, Basra, Maysan, dan Al-Samawah, terputus.
Juru bicara Kementerian Kelistrikan Irak, Ahmed Musa, mengatakan bahwa kementeriannya telah menjadi target serangan pihak tertentu yang bertujuan mengganggu kehidupan masyarakat.
"Hanya dalam sembilan hari, 31 gardu listrik terkena ledakan. Penyelidikan harus dilakukan," ucapnya, dikutip dari laman Mehr News Agency pada Minggu, 4 Juli 2021.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok militan Islamic State (ISIS) telah melakukan sabotase terhadap jaringan distribusi kelistrikan Irak. Sabotase ini telah memicu pemadaman listrik di banyak wilayah Irak.
Menara listrik di beberapa wilayah terpencil Irak seperti di provinsi Diyala, Kirkuk, dan Saladin sering menjadi target serangan ISIS.
Baca: Serangan Bom Lukai 10 Peziarah Syiah di Baghdad